A. Kisah Fir'aun & Nabi Musa as
Dalam Surah Yunus ayat 90-92, Al-Qur'an menyatakan
bahwa pada suatu masa nanti bangkai Fir'aun yang tenggelam sewaktu mengejar Nabi
Musa as akan dikembalikan kepada manusia (dapat disaksikan dengan mata kepala)
untuk menjadi bukti akan kebenaran dan kebesaran ayat-ayat Allah itu.
"Dan Kami memungkinkan Bani Israil melintasi laut, lalu
mereka diikuti oleh Fir'aun dan bala tentaranya, karena hendak menganiaya dan
menindas (mereka); hingga bila Fir'aun itu telah hampir tenggelam berkatalah
dia: "Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan yang dipercayai oleh Bani
Israil, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)". Apakah
sekarang (baru kamu percaya), padahal sesungguhnya kamu telah durhaka sejak
dahulu, dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan. Maka pada hari ini
Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang
yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari
tanda-tanda kekuasaan Kami."
(QS. 10:90-92)
(QS. 10:90-92)
Perlu diketahui, bahwa ayat ini turun setelah 21 abad
masa Fir'aun.
Orang sudah tidak tahu lagi dimana batang tubuh Fir'aun.
Tetapi sungguh menakjubkan, bahwa setelah terpendam selama lebih kurang 40 abad, yaitu tepatnya tanggal 6 Juli 1879 para ilmuwan Archeologi telah berhasil menemukan batang tubuh Fir'aun, dan hal ini sekaligus menemukan bukti akan kebenaran Al-Qur'an sebagai wahyu Allah, bukan ciptaan Nabi Muhammad Saw !
Orang sudah tidak tahu lagi dimana batang tubuh Fir'aun.
Tetapi sungguh menakjubkan, bahwa setelah terpendam selama lebih kurang 40 abad, yaitu tepatnya tanggal 6 Juli 1879 para ilmuwan Archeologi telah berhasil menemukan batang tubuh Fir'aun, dan hal ini sekaligus menemukan bukti akan kebenaran Al-Qur'an sebagai wahyu Allah, bukan ciptaan Nabi Muhammad Saw !
Berikut akan saya kutipkan tulisan Yoesof Sou'yb dalam
majalah 'Harmonis' tentang kesesuaian antara Surah Yunus 90-92 dengan kenyataan
sejarah yang menggemparkan itu.
Wahyu Ilahi yang diturunkan pada abda ke-7 Masehi itu
menegaskan bahwa badan Pharaoh/Fir'aun yang telah menjadi korban, akan
diselamatkan sebagai pertanda bagi orang belakangan.
Dalam ayat asli berbunyi : 'nunajji-ka bi badani-ka'.
Dalam ayat asli berbunyi : 'nunajji-ka bi badani-ka'.
Sedangkan The Holy Bible tidak bercerita bahwa badan
Fir'aun/Pharaoh itu diselamatkan untuk pertanda bagi orang belakangan, pada
Exodus 14:29-30 hanya diceritakan mengenai sbb :
"But the children of Israel walked upon dry land in the midst orf the sea; and the waters were a wall into them on their right hand and on the lef. Thus the Loard saved Israel that day cut of the hand of the Egyptians; and Israeli saw the Egyptians dead upon the sea shore"
"But the children of Israel walked upon dry land in the midst orf the sea; and the waters were a wall into them on their right hand and on the lef. Thus the Loard saved Israel that day cut of the hand of the Egyptians; and Israeli saw the Egyptians dead upon the sea shore"
'Tetapi segala Bani Israel itu telah berjalan diatas
kekeringan tanah ditengah-tengah laut, maka karir nya menjadi dewala (dinding
tembok) bagi mereka pada sebelah kanan-kirinya, demikianlah dilepaskan Tuhan
segala orang Israel pada hari itu juga dari tangan orang Mesir, maka dilihat
orang Israel segala orang Mesir itu mati terhantar dipantai laut.'
The Holy Bible hanya menceritakan tentang kematian
anak-anak Israel (Pharaoh beserta pasukannya), tetapi tidak bercerita bahwa
tubuh Pharaoh/Fir'aun diselamatkan untuk pertanda dan pelajaran bagi orang-orang
sesudah mereka.
Sekarang mari kita sedikit menyinggung pada saat Nabi
Saw menceritakan wahyu Allah ini.
Penduduk Mekkah semenjak masa yang panjang sebelum Nabi Muhammad Saw telah menciptakan tradisi dagang.
Penduduk Mekkah semenjak masa yang panjang sebelum Nabi Muhammad Saw telah menciptakan tradisi dagang.
Pada musim panas (al-shaif) kafilah-kafilah dagang
berangkat ke Utara (Mesir, Palestina, Syria, Irak, Iran) dan pada musim dingin
(al-syitak) kafilah-kafilah dagang bergerak keselatan (Yaman, Ethiopia).
Jadi penduduk Mekkah pada masa Nabi Muhammad Saw itu
sudah tidak merasa asing terhadap keadaan di Mesir pada masa itu.
Piramid-piramid raksasa, kuil-kuil raksasa, tiang-tiang obleisk dan Spinx, semua
itu cuma saksi bisu yang tiada bisa bercerita apapun kepada manusia, apalagi
akan menjumpai dan menyaksikan batang tubuh Pharaoh masa itu.
Coba anda merenung sejenak dalam imajinasi anda, betapa
sambutan penduduk Mekkah terhadap pemberitaan Nabi besar Muhammad Saw bahwa
jenasah Fir'aun diselamatkan oleh Tuhan sebagai pertanda bagi orang-orang
belakangan !
Dalam abad ke-19 dengan kunci batu-Rosetta, yang pada
akhirnya berheasil diterjemahkan huruf-huruf Demotik dan Hiroglipik pada
batu-Rosetta itu oleh Jean Francois Champollion (1790-1832 M), maka
coretan-coretan cakar ayam pada dinding-dinding Pyramid, dinding-dinding kuil
dan tiang-tiang obelisk, mulai bercerita tentang masa silam.
Jika menjelang abad ke-19 pengetahuan manusia tentang
sejarah cuma sampai abad ke-4 sebelum Masehi, maka sejak abad ke-19 pengetahuan
sejarah telah menjangkau masa tiga puluh abad sebelum masehi.
Tetapi jasad Pharaoh dari setiap dinasti, yang
dikisahkan sedemikian rupa oleh tiang-tiang obelisk dan dinding-dinding piramid
belum juga dijumpai.
Expedisi berbagai bangsa bagaikan kena rangsang untuk
mengerahkan kegiatan dan pembiayaan untuk menemukannya. Pada tanggal 6 Juli 1879
terjadilah apa yang dipandang 'peristiwa terbesar' bagi dunia sejarah. The
Historian's History of The World vol.1 edisi 1926, dalam puluhan halamannya
melukiskan peristiwa terbesar itu dengan sangat indahnya dan panjang lebar.
Ir. Muhammad Ahmad Abdar-Rasul, seorang Arkeolog Mesir
yang mengabdikan hidupnya untuk melakukan riset tanpa jemu-jemunya, telah
berhasil pada akhirnya memberikan petunjuk kepada ekspedisi ilmiah Jerman -
Mesir yang berada dibawah pimpinan Messrs, Emil Brugsch dan Ahmad Effendi Kamal
itu, yaitu sebuah lubang kecil yang terletak tinggi pada dinding batu karang di
'lembah raja-raja' (Valley of Kings) dalam wilayah Mesir atas.
Dengan peralatan dan tenaga manusia yang dipersiapkan
sedemikian rupa pada tanggal 6 Juli 1879 dilakukan penerobosan kedalam relung
sempit yang berceruk-ceruk dan berliku-liku itu, dan pada suatu ruangan besar
yang terletak jauh disebelah dalam dijumpailah sekian puluh mummi dari para
Pharaoh, termasuk mummi Rhamses II (Fir'aun) yang hidup pada masa Nabi Musa as,
yaitu Pharaoh terbesar dan teragung dalam sejarah dinasti-dinasti Pharaoh
ditanah Mesir.
Buku sejarah terbesar yang puluhan jilid tebalnya
terbitan 'Encyclopedia Britannica Inc' menyimpulkan penemuan terbesar itu pada
halaman 155 dengan kalimat :
'Nothing is modern discovery has more vividly and
suddenly brought the ancient world home to the world of today than the finding
of the actual bodies, the very flesh and blood of the Pharaos marvellously
preserved to us by the embalmers's venerable art. The discovery has bredged the
chasm between the ancient and the new as a midnight flash of lighting from the
clouds to the earth.'
Tiada suatuoun didalam penemuan baru yang lebih
menggemparkan dan mendadak membawa dunia kuno kepada dunia sekarang ini daripada
penemuan jenasah yang sesungguhnya dari pharaoh-pharaoh dalam bentuk daging dan
darah, yang dipersiapkan untuk kita secara menakjubkan sekali oleh kepintaran
luar biasa dari ahli rempah-rempah yang membalutnya.
Penemuan itu telah menutup jurang antara masa purba dengan masa baru bagai pancaran kilat malam hari dari balik mendung keatas bumi.
Penemuan itu telah menutup jurang antara masa purba dengan masa baru bagai pancaran kilat malam hari dari balik mendung keatas bumi.
Buku sejarah yang terpandang karya terbesar dunia itu
telah memperdengarkan sambutan demikian hangat dan kagum akan penemuan itu, yang
berarti secara sadar atau tidak telah menyambut demikian hangat dan kagum akan
kebenaran sebuah wahyu Ilahi dalam Al-Qur'an.
B. Kisah Romawi
Pernyataan tentang kekalahan pasukan Romawi oleh
pasukan Persia yang terdapat dalam permulaan Surah Ar-Rum.
Pada tahun 325, raja Konstantin memeluk agama Kristen,
dan menjadikan agama ini sebagai agama negara yang resmi (Awal dari terbentuknya
konsili Nicea yang mengesahkan Trinitas). Secara spontan, rakyat Romawipunbanyak
yang memeluk agama tersebut, sementara itu kekaisaran Persia, penyembah
matahari, menolak untuk memeluk agama tersebut.
Adapun raja yang memegang tampuk kekaisaran Romawi pada
akhir abad ke-7 M adalah Maurice, seorang raja yang kurang memperhatikan masalah
kenegaraan dan politik. Oleh karenanya angkatan bersenjatanya pun kemudian
mengadakan kudeta dibawah pimpinan panglimanya yang bernama Pochas.
Setelah mengadakan kudeta, Pochas naik tahta dan
menghukum keluarga raja dengan cara yang kejam. Serta mengirim seorang duta ke
Persia, yang pada waktu itu dipegang oleh Kisra Chorus II, putra Kisra Anu
Syirwan yang adil.
Pada waktu Kisra tahu kejadian kudeta di Romawi, Kisra
sangat marah karena Kisra pernah berhutang budi pada Maurice yang sekaligus juga
mertuanya itu. Kemudian Kisra memerintahkan untuk memenjarakan duta besar
Romawi, serta menyatakan tidak mengakui pemerintahan Romawi yang baru.
Akhirnya Kisra Chorus melancarkan peperangan terhadap
Romawi.
Angkatan perangnya merayap melintasi sungai Euphrat menuju Syam.
Dalam serangan ini Pochas tidak dapat mempertahankan diri terhadap angkatan perang Persia yang telah menguasai kota Antiochia dan El Quds.
Angkatan perangnya merayap melintasi sungai Euphrat menuju Syam.
Dalam serangan ini Pochas tidak dapat mempertahankan diri terhadap angkatan perang Persia yang telah menguasai kota Antiochia dan El Quds.
Sementara itu penguasa Romawi didaerah jajahan Afrika
juga mengirimkan pasukan besar dibawah pimpinan puteranya, yaitu Heraklius.
Bertolaklah pasukan tersebut dengan diam-diam melalui jalan laut, sehingga
Pochas tidak tahu kedatangan mereka. Tanpa menghadapi perlawanan sama sekali,
Heraklius akhirnya berhasil menguasai kekaisaran dan membunuh Pochas.
Walaupun Heraklius berhasil menguasai kekaisaran dan
membunuh Pochas, namun Heraklius tidak berhasil menahan badai pasukan Persia.
Sehingga Romawi kehilangan daerah jajahannya dan tinggallah kekaisaran Romawi di
ibukota saja. Penduduk yang tinggal di ibukota penuh diliputi rasa kekhawatiran
akan serangan pasukan Persia yang akan memasuki ibukota.
Setelah berlangsung peperangan selama enam tahun,
kaisar Persia mau mengadakan perdamaian dengan Heraklius tetapi dengan satu
syarat, Heraklius harus menyerahkan seribu talent emas, seribu talent perak,
seribu pakaian dari sutera, seribu kuda dan seribu gadis perawan kepada Kisra.
Sementara pada ibukota Persia dan Romawi terjadi
peristiwa tersebut, maka pada bangsa dipusat ibukota Jazirah Arabia, yaitu di
Mekkah Almukarromah, terjadi pula hal yang serupa. Dikota tersebut terdapat
orang-orang Majusi Persia, penyembah matahari dan api, dan orang-orang Romawi
yang beriman kepada ajaran Isa (walau sudah diselewengkan).
Orang Islam dan orang-orang Romawi mengharapkan
kemenangan mereka atas orang-orang kafir dan musyrikin, sebagaimana halnya
mereka mengharapkan kekalahan orang-orang kafir Mekkah dan orang Persia, sebab
mereka merupakan penyembah benda-benda materi. Sementara orang-orang Nasrani,
meskipun sebagian dari mereka sudah menyimpang dari ajaran Isa Putra Maryam
adalah merupakan saudara dan sahabat terdekat kaum Muslimin.
"Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras
permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan
orang-orang musyrik. Dan sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat
persahabatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang
berkata:"Sesungguhnya kami ini orang Nasrani". Yang demikian itu disebabkan
karena diantara mereka itu (orang-orang Nasrani) terdapat pendeta-pendeta dan
rabib-rabib, (juga) karena sesungguhnya mereka tidak menyombongkan
diri."
(QS. 5:82)
(QS. 5:82)
Dengan demikian, pertarungan yang terjadi antara
orang-orang Persia dan Romawi menjadi lambang luar pertarungan antara
orang-orang Islam dan musuh-musuhnya di Mekkah. Maka pada waktu Persia berhasil
mengalahkan orang-orang Romawi pada tahun 616 dan berhasil menguasai seluruh
wilayah sebelah Timur negara Romawi, orang-orang Musyrikin pun mendapat
kesempatan untuk menghina kaum Muslimin dengan mengatakan : 'Saudara kami
berhasil mengalahkan saudara kamu. Demikian pula yang akan kami lakukan kepadamu
jika kamu tidak mau mengikuti kami, meninggalkan agama kamu yang baru (Islam).'
Dalam keadaan yang menyakitkan itu, kaum Muslimin
Mekkah sedang dalam kondisi yang paling lemah dan buruk dalam segi materi,
sampai kemudian turun wahyu Allah kepada Nabi Besar Muhammad Saw :
"Alif Laam Miim. Telah dikalahkan bangsa Romawi, di
negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang, dalam
beberapa tahun (lagi). Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka
menang). Dan di hari (kemenangan bangsa Romawi) itu bergembiralah orang-orang
yang beriman, karena pertolongan Allah. Dia menolong siapa yang dikehendaki-Nya.
Dan Dialah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. (sebagai) janji yang
sebenar-benarnya dari Allah. Allah tidak akan menyalahi janji-Nya, tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui."
(QS. 30:1-6)
(QS. 30:1-6)
Sungguh turunnya wahyu ini kepada Nabi Saw merupakan
suatu ujian mental dan Spiritual bagi semua sahabat-sahabat beliau. Jika apa
yang dikatakan oleh Nabi Muhammad Saw ini tidak terbukti, maka sudah bisa
diramalkan akan kehancuran kepercayaan mereka terhadap diri orang yang selama
ini mereka percayai dan mereka kasihi.
Beberapa tahun kemudian, Heraklius membuat suatu
rencana yang luar biasa untuk mengalahkan Persia. Heraklius tahu bahwa kekuatan
angkatan laut Persia sangat lemah, oleh karena itu dia menyiapkan kapal-kapal
untuk menyerang Persia dari belakang. Dia bertolak bersama-sama dengan sisa-sisa
pasukannya lewat Laut Hitam ke Armenia, dan melakukan serangan kilat terhadap
pasukan Persia. Menghadapi serangan mendadak itu, pasukan Persia tidak mampu
bertahan dan lari bercerai berai.
Di Asia kecil, Persia memiliki pasukan yang
besar.
Tetapi Heraklius menyerangnya dengan tiba-tiba dengan kapal-kapal perangnya, dan berhasil menghancurkan pasukan Persia. Setelah memperoleh kemenangan yang besar itu, kembalilah Heraklius keibukota Konstantinopel lewat jalan laut.
Tetapi Heraklius menyerangnya dengan tiba-tiba dengan kapal-kapal perangnya, dan berhasil menghancurkan pasukan Persia. Setelah memperoleh kemenangan yang besar itu, kembalilah Heraklius keibukota Konstantinopel lewat jalan laut.
Setelah dua peperangan diatas, Heraklius melakukan
peperangan yang lain melawan Persia pada tahun 623, 624 dan 625. Akibat
peperangan tersebut, pasukan Persia terpaksa menarik diri dari seluruh tanah
Romawi, dan Heraklius berada pada pusat yang memungkinkan baginya untuk menembus
kejantung kekaisaran Persia. Akhirnya perang yang terakhir terjadi pada bulan
Desember 627 disepanjang sungai Dajlah.
Pada waktu Kisra Chorus tidak dapat menahan arus
tentara Romawi, ia melarikan diri dari istananya, tetapi kemudian ditahan oleh
puteranya 'Siroes' dan dimasukkan kedalam penjara. Puteranya ini membunuh 18
orang saudara-saudaranya yang lain didepan mata sang ayah, Kisra Chorus. Pada
hari kelima, Kisra meninggal dunia dalam penjara.
Selanjutnya Siroes pun terbunuh oleh salah seorang
saudara kandungnya sendiri yang masih hidup. Maka mulailah pembunuhan-pembunuhan
dilingkungan istana. Dalam masa 4 tahun, sudah 9 raja yang memegang tampuk
pemerintahan. Dalam situasi yang demikian buruk ini, jelas Persia tidak mungkin
dapat melanjutkan peperangannya melawan kerajaan Romawi.
Maka akhirnya Kavadh II, salah seorang putera kisra
Chorus yang masih hidup, meminta damai dan mengusulkan pengunduran diri pasukan
Persia dari tanah Romawi. Pada bulan Maret tahun 628 M, Heraklius kembali
kekonstantinopel dengan pesta besar-besaran.
Umat Islampun yang mendengar kemenangan
saudara-saudaranya para orang-orang Romawi ini melakukan tasbih dan syukur
kepada Allah Swt. Semakin mendalamlah keyakinan dan kesetiaan mereka kepada
Rasulullah Saw.
Edward Gibbon memperkecil arti ramalan Al-Qur'an dengan
menghubungkannya dengan surat yang dikirim oleh Rasulullah Muhammad Saw kepada
Kisra Choros II.
Tetapi hal ini terbantahkan dengan melihat waktu
turunnya ayat tersebut kepada Nabi Muhammad Saw dan umatnya.
Surat dari Nabi Saw tersebut dikirim pada tahu ke-7 H, setelah perdamaian Hudaibiah, atau pada tahun 628 M.
Sementara Qur'an Surah Ar-Ruum ayat 1-6 yang memuat ramalan tersebut turun pada tahun 616 M, lama sebelum terjadinya Hijrah Nabi dan sahabat-sahabatnya. Jadi antara kedua peristiwa itu terdapat jarak 12 tahun.
Surat dari Nabi Saw tersebut dikirim pada tahu ke-7 H, setelah perdamaian Hudaibiah, atau pada tahun 628 M.
Sementara Qur'an Surah Ar-Ruum ayat 1-6 yang memuat ramalan tersebut turun pada tahun 616 M, lama sebelum terjadinya Hijrah Nabi dan sahabat-sahabatnya. Jadi antara kedua peristiwa itu terdapat jarak 12 tahun.
Hal ini pun dimuat oleh buku 'Encyclopedia of Religion
and Ethics'.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar