LE Qur'an Et La Science
Qur'an dan Ilmu Pengetahuan
Oleh :
Armansyah
A. Pengertian Al-Qur'an
Al-Qur'an adalah kitab suci yang diturunkan Allah Swt,
Tuhan alam semesta, kepada Rasul dan NabiNya yang terakhir, Muhammad Saw melalui
malaikat Jibril as untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia sampai akhir
jaman.
Al-Qur'an berarti bacaan, nama-nama lain dari kitab
suci ini adalah Al-Furqaan (Pembeda), Adz Dzikir (Pengingat) dan lain-lain,
tetapi yang paling terkenal adalah Al-Qur'an.
Sebagai kitab suci terakhir, Al-Qur'an bagaikan
miniatur alam raya yang memuat segala disiplin ilmu, Al-Qur'an merupakan karya
Allah Swt yang Agung dan Bacaan mulia serta dapat dituntut kebenarannya oleh
siapa saja, sekalipun akan menghadapai tantangan kemajuan ilmu pengetahuan yang
semakin canggih (sophisticated).
Kata pertama dalam wahyu pertama (The First Revelation)
bahkan menyuruh manusia membaca dan menalari ilmu pengetahuan, yaitu Iqra'.
Adalah merupakan hal yang sangat mengagumkan bagi para
sarjana dan ilmuwan yang bertahun-tahun melaksanakan penelitian di laboratorium
mereka, menemukan keserasian ilmu pengetahuan hasil penyelidikan mereka dengan
pernyataan -pernyataan Al-Qur'an dalam ayat-ayatnya.
Setiap ilmuwan yang melakukan penemuan pembuktian
ilmiah tentang hubungan Al -Qur'an dengan ilmu pengetahuan akan menyuburkan
perasaan yang melahirkan keimanan kepada Allah Swt, dorongan untuk tunduk dan
patuh kepada Kehendak-Nya dan pengakuan terhadap Kemaha Kuasaan-Nya.
Tidak pada tempatnya lagi orang-orang memisahkan
ilmu-ilmu keduniawian yang dianggap sekuler, seperti ilmu-ilmu sosial dengan
segala cabangnya, dengan ilmu -ilmu Al-Qur'an. Para ilmuwan dapat sekuler,
tetapi ilmu tidak sekuler.
Bila penyelidikan tentang alam raya ini adalah ilmiah,
mana mungkin Pencipta Alam Raya ini tidak ilmiah. Bila percampuran dan
persenyawaan unsur-unsur adalah ilmiah, mana mungkin Pencipta setiap unsur itu
tidak ilmiah.
Begitu pula pembicaraan hal-hal kenegaraan adalah
ilmiah, mana mungkin Pencipta perbedaan watak individu yang menjadikan beraneka
ragam ideologi tidak ilmiah.
Al-Qur'an diturunkan dalam bahasa Arab, sehingga bahasa
Arab menjadi bahasa kesatuan umat Islam sedunia. Peribadatan dilakukan dalam
bahasa Arab sehingga menimbulkan persatuan yang dapat dilihat diwaktu
'shalat-shalat massal' dan ibadah haji.
Selain daripada itu, bahasa Arab tidak berubah, sangat
mudah diketahui bila Al -Qur'an hendak ditambah atau dikurangi, banyak orang
yang buta huruf terhadap bahasa nasionalnya, tetapi mahir membaca Al-Qur'an
bahkan sanggup menghafal Al -Qur'an keseluruhan.
Al-Qur'an itu tiada lain hanyalah peringatan bagi
seluruh umat (QS. 68:52), sesungguhnya Al-Qur'an itu adalah peringatan bagi
seluruh umat (QS. 38:87), petunjuk bagi mereka yang bertaqwa (QS. 2:2), korektor
dari semua kitab sebelumnya yang telah terdistorsi (QS. 5:48).
Al-Qur'an dalam bahasa Arab mempunyai gaya tarik dan
keindahan yang deduktif.
Didapatkan dalam gaya yang singkat dan cemerlang,
bertenaga ekspresif, berenergi eksplosif dan bermakna kata demi kata. (Dr. John
Maish MA, The Wisdom Of The Koran. Oxford 1937)
B. Pengertian Ilmu
Bila seseorang memiliki pengertian (understanding) atau
sikap (attitude) tertentu, yang diperolehnya melalui pendidikan dan pengalaman
sendiri, maka oleh banyak orang dianggap yang bersangkutan tahu atau
berpengetahuan.
Begitu juga bila seseorang memiliki ketrampilan atau
ketangkasan (aptitude) yang diperolehnya melalui latihan dan praktek, maka
kemampuan tersebut disebut kebiasaan atau keahlian.
Namun keahlian atau kebiasaan ini, sekalipun karena
keterbiasaan melakukan sesuatu, juga karena yang bersangkutan sebelumnya tahu
itu adalah tahu mengerjakan (know to do), tahu bagaimana (know how) dan tahu
mengapa (know why) sesuatu itu.
Jadi sekalipun menurut Peter Drucker (The Effective
Executive), kebiasaan yang berurat berakar yang tanpa dipikirkan (in thinking
habit) telah menjadi kondisi tak sadar (reflex condition), tetap sebelumnya
harus merupakan pengetahuan yang dipelajari dan dibiasakan.
Tetapi E.J. Gladden dalam bukunya "The Essentials of
Public Administration" menganggap ilmu sama dengan ketrampilan, hanya
ketrampilan diperoleh melalui latihan dan belajar.
Sekarang sebenarnya dimana letaknya ilmu ?
Ilmu
adalah bagian dari pengetahuan, sebaliknya, setiap pengetahuan belum tentu
ilmu.
Untuk itu ada syarat-syarat yang membedakan ilmu (Science) dengan
pengetahuan (knowledge), yaitu sbb:
Menurut Prof. Dr. Prajudi Atmosudirdjo, Administrasi
dan Management Umum 1982, Ilmu harus ada obyeknya, terminologinya,
metodologinya, filosofinya dan teorinya yang khas.
Menurut Prof. Dr. Hadari Nawawi, Metode Penelitian
Bidang Sosial 1985, Ilmu juga harus memiliki obyek, metode, sistimatika dan
mesti bersifat universal.
Menurut Prof. Dr. Sondang Siagian, Filsafat
Administrasi 1985 :
Ilmu pengetahuan dapat didefenisikan sebagai suatu
obyek ilmiah yang memiliki sekelompok prinsip, dalil, rumus yang melalui
percobaan yang sistimatis dilakukan berulang kali telah teruji kebenarannya,
prinsip-prinsip, dalil-dalil dan rumus-rumus mana dapat diajarkan dan
dipelajari.
Menurut Prof. Drs. Sutrisno Hadi, Metodologi Reserach 1
1969 :
Ilmu pengetahuan sebenarnya tidak lain adalah kumpulan
dari pengalaman -pengalaman dan pengetahuan-pengetahuan dari sejumlah
orang-orang yang dipadukan secara harmonik dalam suatu bangunan yang teratur.
Dari pendapat2 diatas terlihat bahwa ilmu pengetahuan
itu kongkrit sehingga dapat diamati, dipelajari dan diajarkan secara teratur,
teruji, bersifat khas atau khusus, dalam arti mempunyai metodologi, obyek,
sistimatika dan teori sendiri.
Disamping itu dalam pengajian ilmu-ilmu agama Islam,
sementara ini meliputi antara lain yaitu berbagai ilmu Nahwu (seperti persoalan
Fi'il dan Ijim), berbagai ilmu Tafsir (seperti tafsir Hadits dan Al-Qur'an
dengan persoalan Nasikh, Mansukh, Mutasyabih, Tanzil dan Ta'wil), berbagai ilmu
Tajwid (pronunciation), Qira'ah dan Balaghah (seperti Bayan, Ma'ani dan Badii),
berbagai ilmu Fiqih dan Ushul Fiqih, berbagai ilmu Hadits (seperti kandungan dan
perawi Hadits), berbagai ilmu tasawuf (seperti pengetahuan tentang Sufi,
Tarekat, Mistisme dalam Islam, Filsafat Islam), berbagai ilmu Qalam (bentuk
huruf Al -Qur'an), berbagai ilmu Arudh (poets) atau syair-syair Al-Qur'an dan
berbagai ilmu Sharf (grammar, kata-kata dan morfologinya).
Pembagian fakultas dan jurusan yang ada pada perguruan
tinggi Islam seperti IAIN, kita temui Fakultas Syariah (meliputi Tafsir baik
Al-Qur'an sendiri maupun Al -Hadits, Perbandingan Mahzab, Bahasa Arab), Tarbiyah
(meliputi Pendidikan Agama Islam, Bahasa Arab dan lain-lain), Ushuluddin
meliputi Perbandingan Agama (muqdranatul addien), bahasa Arab dan lain-lain,
Fakultas Adab dan Fakultas Da'wah.
Hal ini adalah karena pengetahuan keIslaman itu sendiri
digolongkan atas Ibadah (yaitu tata cara peribadatan kepada Allah, dalam arti
hubungan manusia dengan Allah atau Hablum Minallah, Muamalah (tata cara
pergaulan sesama manusia, dalam arti hubungan antar manusia atau Hablum
Minannas), persoalan Munakahaat dan persoalan Jinayaat.
Dalam Al-Qur'an ada lebih dari 854 ayat-ayat yang
menanyakan mengapa manusia tidak mempergunakan akal(afala ta'kilun), yang
menyuruh manusia bertafakur/memikirkan (tafakurun) terhadap Al-Qur'an dan alam
semesta serta menyuruh manusia mencari ilmu pengetahuan.
Jadi kata yang identik dengan akal dalam Al-Qur'an
tersebut 49 kali seperti kala Yatadabbarun dan Yatazakkarun, kata yang
menganjurkan manusia menjadi ahli pikir, para sarjana, para ilmuwan dan para
intelektual Islam (ulul albab) dalam Al -Qur'an disebut 16 kali, sehingga jumlah
keseluruhan diatas adalah lebih kurang 854 kali.
Beberapa diantaranya adalah sbb :
"...Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai
pengetahuan jika kamu tidak mengetahui" (QS. 16:43)
"Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan sebuah Kitab
(Al-Qur'an) kepada mereka yang Kami telah menjelaskannya atas dasar pengetahuan
Kami.." (QS. 7:52)
"Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buatkan untuk
manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang yang berilmu." (QS. 29:43)
"Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu, maka
berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu
dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat." (QS. 58:11)
"Dan Kami turunkan kepadamu al-Qur'an, agar kamu
menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka supaya
mereka memikirkan." (QS. 16:44)
"Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan
bulan untukmu. Dan bintang -bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan
perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda
(kekuasaan Allah) bagi kaum yang memahami (memikirkannya)." (QS. 16:12)
"Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui
dengan orang-orang yang tidak mengetahui ?" Sesungguhnya orang yang berakallah
yang dapat menerima pelajaran." (QS. 39:9)
"...Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata:"Kami
beriman kepada ayat-ayat yang mutasyabihat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami".
Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang
berakal." (QS. 3:7)
"Yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang
paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah
petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal."
(QS. 39:18)
"...Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal
adalah taqwa dan bertaqwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal." (QS.
2:197)
"...Dan perumpamaan-perumpamaan itu kami buat untuk
manusia supaya mereka
berfikir." (QS. 59:21)
C. Al-Qur'an dan penelitian Ilmiah
Penelitian dapat dilakukan dalam segala disiplin ilmu,
jadi tempat penelitian/laboratorium bukan hanya milik ilmu kedokteran yang
meneliti dan mengamati kegiatan bakteri, dan bukan juga hanya milik ilmu kimia
yang meneliti dan mengamati reaksi zat-zat yang dicampur di tabung reaksi.
Tetapi juga milik ilmu-ilmu lain, sehingga dikenal
sekarang adanya laboratorium bahasa, laboratorium pemerintahan, laboratorium
politik dsb.
Istilah yang menyebutkan 'Lain teori lain pula
prakteknya' tidak tepat lagi karena teori dan pendapat ilmiah dari seorang ahli
itu muncul setelah ybs melakukan penelitian, dengan demikian selalu didukung
oleh kenyataan empiris. Meskipun kadang-kadang teori itu spekulatif namun
demikian teori itu dekat dengan kenyataan.
Tujuan teori yaitu secara umum mempersoalkan
pengetahuan dan menjelaskan hubungan antara gejala-gejala sosial dengan
observasi yang dilakukan.
Teori juga bertujuan untuk meramalkan fungsi dari pada
gejala-gejala sosial yang diamati itu berdasarkan pengetahuan-pengetahuan yang
secara umum telah dipersoalkan oleh teori.
Dalam berbagai model penelitian untuk menemukan
kebenaran ilmiah, ada yang memakai hipotesa, yaitu untuk penelitian yang uji
hipotesa atau disebut juga penelitian analisis verifikatif, namun ada pula yang
non hipotesis, seperti penelitian deskriptif, yang terdiri dari deskriptif
developmental dan deskriptif eksploratif dan lain-lain.
Teori
Konsep <-------------------------------------> Konsep
| |
| |
Operasionalisasi Operasionalisasi
| |
V V
Variabel <-------------------------------------> Variabel
Hipotesis
(Sumber: Dr. Talizidulu Ndraha, Disain Riset dan Teknik
Penyusunan Karya Tulis Ilmiah, 1987, yang menerangkan kedudukan Hipotesis
terhadap Teori)
Hipotesa harus dibuktikan, tidak dapat menjadi praduga
dan persangkaan belaka.
Bila tidak dibuktikan dan diuji, sipeneliti sudah
barang tentu tidak mengetahui sejauh mana kebenaran ilmiahnya.
Hal ini bersesuaian dengan apa yang di Firmankan Allah
dalam Al-Qur'an sbb:
"Dan mereka tidak mempunyai sesuatu pengetahuanpun
tentang itu. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan sedang
sesungguhnya persangkaan itu tiada berfaedah sedikitpun terhadap kebenaran."
(QS. 53:28)
"...dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan
tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja."
(QS. 45:24)
Kata "persangkaan" dan "Duga-duga" dalam ayat diatas
berarti hipotesa yang harus diuji dan dibuktikan kebenaran ilmiahnya.
Pada gambar yang telah saya cantumkan, menunjukkan
hubungan antara variabel dengan hipotesa. Dari dua atau lebih variabel dapat
dibuat hipotesa untuk penelitian analisis verifikatip.
Penelitian analisis verifikatip ditandai dengan
penempatan kata "Pengaruh" atau "Peranan" didepan variabel bebas, selanjutnya
memerlukan perhitungan statistik untuk menentukan ramalan (prediction) perubahan
variabel tergantung, atas tindakan yang sudah dilakukan variabel bebas.
Sehingga antara variabel dengan variabel tergantung
diletakkan kata "Terhadap" dan "Dalam" sebagai penghubung, misalnya :
-
Pengaruh Promosi ASI terhadap berkurangnya penderita
diare pada anak.
-
Peranan Administrasi Pemerintahan Desa dalam
Pembangunan Desa.
Lebih rendah gradiasinya dari pemakaian kata "Pengaruh"
dan "Peranan" dipakai kata "Hubungan" dengan meletakkan kata "Dengan" sebagai
penghubung, misalnya :
-
Hubungan disiplin Islam secara mendasar dengan
berkurangnya tindak kejahatan.
-
Hubungan pengarsipan dengan pengambilan keputusan.
Variabel dibagi menjadi sub-sub variabel, untuk
masing-masing dapat diuji sebagai hipotesa minor.
Penelitian2 seperti apa yang diuraikan diatas, baik
analisis verifikatip maupun deskriptif (developmental atau eksploratif) dan
lain-lain, sangat diperlukan oleh setiap cendikiawan dan intelektual Muslim,
sebagai
realisasi Firman Allah sbb :
"Katakanlah: "Perhatikanlah apa yang ada di langit dan
di bumi. Tidaklah bermanfa'at tanda kekuasaan Allah dan Rasul-rasul yang memberi
peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman"." (QS. 10:101)
Kata "Perhatikanlah" dapat ditafsirkan sebagai
"Lakukanlah Penelitian" karena merupakan perintah untuk para ilmuwan untuk lebih
mendalami dan melakukan penelitian dibidang disiplin ilmunya
masing-masing.
Dengan demikian ayat tersebut dapat lebih jauh ditafsirkan sbb
:
Lakukanlah penelitian dilaboratorium2 berbagai disiplin
ilmu pengetahuan, terhadap apa yang ada dan terjadi dari alam raya sampai pada
dasar bumi.
Jika tidak, maka tidak akan bermanfaat bagi manusia
tanda-tanda kebesaran Allah Rabbul 'Alamin, dan Rasul-rasulNya yang memberi
peringatan, yaitu bagi orang -orang yang tidak mempergunakan akal pikirannya dan
memiliki keyakinan akan kebesaran agama Islam.
Nabi Muhammad Saw sendiri juga memerintahkan agar umat
Islam melakukan penelitian dan beliau juga menyebut-nyebut tentang ilmu
pengetahuan sebagaimana diriwayatkan hadits-hadist berikut ini :
"Mencari ilmu pengetahuan itu wajib bagi setiap
Muslimin dan Muslimat"
"Tuntutlah ilmu pengetahuan sejak dari buaian sampai
keliang lahad."
"Bahwasanya ilmu itu menambah mulia bagi orang yang
sudah mulia dan meninggikan seorang budak sampai ketingkat raja-raja."
"Apabila wafat seorang anak Adam, putuslah amal
perbuatannya, kecuali tiga perkara, yaitu Ilmu yang membawa manfaat, sedekah
Jariyah dan doa anak yang saleh."
"Tidak wajar bagi orang yang bodoh berdiri atas
kebodohannya, dan tidak wajar bagi orang yang berilmu berdiam diri atas
ilmunya."
"Yang binasa dari umatku ialah, orang berilmu yang
zalim dan orang beribadah yang bodoh. Kejahatan yang paling jahat ialah
kejahatan orang yang berilmu dan kebaikan yang paling baik ialah kebaikan orang
yang berilmu."
"Jadilah kamu orang yang mengajar dan belajar atau
pendengar atau pencinta ilmu, dan janganlah engkau jadi orang yang kelima (tidak
mengajar, tidak belajar, tidak suka mendengar pelajaran dan tidak mencintai
ilmu), nanti kamu akan binasa"
"Barang siapa menghendaki dunia, maka dia harus
mencapainya dengan ilmu. Barang siapa menghendaki akhirat, maka dia harus
mencapainya dengan ilmu. Dan barang siapa menghendaki keduanya, maka dia harus
mencapainya dengan ilmu."
"Ma'rifat adalah modalku, akal pikiran adalah sumber
agamaku, cinta adalah dasar hidupku, rindu adalah kendaraanku, berdzikir adalah
kawan dekatku, keteguhan adalah perbendaharaanku, duka adalah kawanku, ilmu
adalah senjataku, ketabahan adalah pakaianku, kerelaan adalah sasaranku, faqr
adalah kebanggaanku, menahan diri adalah pekerjaanku, keyakinan adalah
makananku, kejujuran adalah perantaraku, ketaatan adalah ukuranku, berjihad
adalah perangaiku, hiburanku adalah dalam bersembahyang."
Al-Qur'an sebagai dasar Ilmu
Al-Qur'an dengan ilmu-ilmu Eksakta
1. Ilmu kesehatan Anak.
Dalam pidato pengukuhan gelar Guru Besar mata pelajaran
ilmu kesehatan dan anak pada fakultas Kedokteran Universitas Airlangga di
Surabaya, Prof. dr. Haroen Noerasid menyampaikan bahwa dalam keadaan diare
sekalipun seorang bayi tetap boleh minum air susu ibu (ASI). Karena air susu ibu
merupakan susu alamiah yang paling baik terutama untuk bayi yang baru lahir,
lebih-lebih bila bayi tersebut prematur.
Dengan menyusu pada ibunya, bayi yang baru lahir
mendapat air susu ibu yang mengandung colostrum, yang mengakibatkan bayi
tersebut jarang terserang infeksi, terutama infeksi pada usus.
Pengamatan membuktikan bahwa air susu ibu yang diterima
bayi akan melindungi bayi tersebut dari infeksi usus dan anggota badan lainnya.
Selanjutnya dr. Haroen Noerasid yang mengepalai
Laboratorium/UPF Ilmu Kesehatan anak dan kepala seksi gastroenterologi anak RSUD
dr. Soetomo Surabaya tersebut menjelaskan bahwa air susu ibu tidak perlu
diragukan baik harganya maupun faedahnya.
Air susu ibu adalah susu yang paling gampang diperoleh,
kapan saja dan dimana saja. Lebih instant dari susu yang manapun juga serta
dapat diberikan secara hangat dengan suhu yang optimal dan bebas kontaminasi.
Statistik menunjukkan bahwa morbiditas (angka keadaan
sakit pada suatu tempat) karena infeksi pada saluran pernafasan dan pencernaan
bayi yang diberi susu ibu, lebih jarang dan sedikit terjadi dibandingkan dengan
bayi yang diberi susu formula, oleh karena sering tercemar atau tidak memenuhi
kebutuhan.
Di Philipina, sejak digalakkannya promosi air susu ibu,
yang dilaporkan CLAVANO pada tahun 1981 dengan rawat gawat dan larangan kampanye
susu formula, dirumah -rumah sakit dijumpai penurunan yang dramatis kejadian
infeksi (terutama diare) dari 15% menjadi 1.5%.
Dari segi lain, pemberian air susu ibu juga
menguntungkan bagi ibu-ibu, oleh karena berfungsi untuk merenggangkan kelahiran
anak. (Prof. Dr. Haroen Noerasid. Penanggulangan Diare pada anak dalam rangka
pelaksanaan sistem kesehatan nasional, Unair Surabaya 1986 hal. 11 s/d 12).
Segala apa yang diuraikan oleh dr. Haroen tersebut
diatas bersesuaian dengan pernyataan Al-Qur'an yang telah diturunkan empat belas
abad yang lalu.
Kendati Nabi Muhammad Saw tidak pernah kuliah pada satu
fakultas kedokteranpun atau melakukan penelitian di laboratorium kesehatan,
bahkan sebagaimana diketahui beliau dikenal sebagai seorang yang ummi sama
sekali.
Selain dari itu, Al-Qur'an juga menentukan lamanya
seorang bayi menyusu dengan air susu ibu, dan kemungkinan bagi bayi untuk
disusukan kepada ibu-ibu lain sebagaimana dinyatakan dalam ayat berikut :
"Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua
tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan pernyusuan. Dan kewajiban ayah
memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang ma'ruf. Seseorang
tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang itu
menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan
warispun berkewajiban demikian.
Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun)
dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya.
Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu
bila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertaqwalah kamu kepada
Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan." (QS.
2:233)
Agama Islam memberikan penghormatan besar kepada para
ibu-ibu susuan ini, bahkan bila telah sama-sama dewasa, anak kandung dari ibu
yang pernah menyusukan seseorang, maka tidak boleh menikah dengan sianak yang
pernah disusukan tersebut.
Sejarah Islam mencatat bagaimana Nabi Muhammad Saw
menghargai saudara-saudaranya sesusuan, dan menganggap mereka sebagai saudara
kandung (Hamzah, Singa Gurun Pasir adalah salah satunya).
Hubungan2 Al-Qur'an dengan ilmu pengetahuan ini yang
menjadikan salah satu bukti bahwa Al-Qur'an bukan berasal dari karangan Nabi
Muhammad Saw tetapi berasal dari Allah Swt, Tuhan semesta alam sebagai sumber
segala ilmu. Lebih jauh hak tersebut memperbanyak pemikir Islam semakin yakin
dan semakin mempertebal keimanan dan keislaman.
Ayat-ayat lain selain ayat 233 Surah Al-Baqarah
tersebut tentang ASI dan penyapihan adalah sbb :
"Dan Kami cegah Musa dari menyusu kepada
perempuan-perempuan yang mau menyusui (nya) sebelum itu; maka berkatalah saudara
Musa: "Maukah kamu aku tunjukkan kepadamu ahlul bait yang akan memeliharanya
untukmu dan mereka dapat berlaku baik kepadanya?" (QS. 28:12)
"...kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak)mu
untukmu maka berikanlah kepada mereka upahnya; dan musyawarahkanlah di antara
kamu (segala sesuatu), dengan baik; dan jika kamu menemui kesulitan maka
perempuan lain boleh menyusukan (anak itu) untuknya." (QS. 65:6)
"Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik
kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan
melahirkannya dengan susah payah (pula).Mengandungnya sampai menyapihnya adalah
tiga puluh bulan..." (QS. 46:15)
"Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik)
kepada dua orang ibubapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan
kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu." (QS. 31:14)
Nabi Muhammad Saw didalam menjalankan misi kenabiannya,
telah diberi oleh Allah beberapa mukjizat. Sebab mukjizat itu perlu dimiliki
oleh setiap nabi untuk menunjukkan kekuasaan Allah kepada orang-orang kafir yang
menentangnya.
Namun semua mukjizat itu atas izin Allah, bukan buatan
nabi itu sendiri, bahkan mukjizat yang telah diberikan kepada nabi Muhammad Saw
adalah paling unggul dibanding mukjizat para nabi sebelumnya.
Tetapi, bagaimana juga, Islam melarang melebihkan atau
mengkultuskan nabi Muhammad Saw dari nabi-nabi sebelum beliau.
Mukjizat itu ada dua macam :
1. Mukjizat Hissiyah
Mukjizat ini mudah ditangkap oleh indera
manusia.
Mukjizat semacam ini diberikan oleh Allah kepada semua nabiNya. Nabi
Muhammad Saw juga menerima mukjizat jenis ini.
Seperti tongkat Musa bisa berubah menjadi ular raksasa
dan bisa membelah laut. Nabi Ibrahim tidak hangus ketika dibakar oleh kaumnya,
Nabi Isa putra Maryam dapat memberi makan banyak orang yang kelaparan hanya
dengan beberapa potong roti dan seekor ikan.
Nabi Muhammad Saw dapat memberi minum ratusan kaum
Muslimin yang sedang kehausan, dengan memancarkan air dari tangannya yang mulia
itu, membuat makanan tidak pernah habis ketika dimakan oleh banyak sahabatnya
didalam beberapa kali pertemuan, dsb.
Mukjizat seperti ini mudah dilihat oleh mata kepala
tanpa ilmu apapun.
2. Mukjizat Maknawiyah atau Aqliyah
Mukjizat ini hanya bisa diketahui oleh orang-orang yang
berilmu atau intelektual, yang ini hanya diberikan kepada Nabi Muhammad Saw.
Dan yang mampu menilai keagungan mukjizat ini hanyalah
orang-orang yang memiliki disiplin ilmu pengetahuan atau orang yang mau mencari
sosok kebenaran itu dengan menggunakan akal pikirannya untuk berpikir.
Beberapa tahun yang lalu, pernah diselenggarakan
pameran Islam di London Inggris.
Salah satu benda yang dipamerkan adalah
sebuah kaligrafi Al-Qur'an surah Az -Zumar :
God created you in the wombs of your
mothers,
creation after creation,
in a threefold gloom.
Arti bahasa Indonesianya :
Allah menciptakan kamu didalam perut ibumu
Tahap
kejadian demi tahap kejadian
Didalam gelap yang tiga
Lalu masuklah seorang ahli bedah kandungan bangsa
Inggris non-Muslim.
Setelah melihat benda-benda yang dipajang, akhirnya ia
melihat kaligrafi tersebut.
Ia tidak mengerti huruf kaligrafi itu, tetapi
setelah membaca terjemahannya, dia merasa heran dan sangat mengaguminya.
Sebagai ahli kandungan, dia mengetahui bahwa bayi yang
terdapat dalam rahim ibu dilindungi oleh tiga selaput halus tetapi kuat.
Selaput itu adalah Amnion Membrane, Decidua Membrane
dan Chorion Membrane.
Dokter ini terpesona karena mengetahui bahwa ayat yang
dilihat itu diturunkan oleh Allah sekitar 1.400 tahun yang lalu, disaat Eropa
dan Amerika masih tenggelam dalam kebodohan.
Sedangkan Muhammad yang buta huruf, berkat adanya wahyu
itu, bisa menerangkan keadaan bayi dalam kandungan, sebagaimana hasil penemuan
para ahli kedokteran dimasa sekarang.
"Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi
kejadian dalam tiga kegelapan. Yang berbuat demikian itu adalah Allah, Tuhan
kamu, Tuhan yang mempunyai kerajaan. Tidak ada Ilah (yang berhak disembah)
selain Dia; maka bagaimana kamu dapat dipalingkan." (QS. 39:6)
"Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya;
petunjuk bagi mereka yang bertaqwa."
(QS. 2:2)
"(Al-Qur'an) ini adalah penerangan bagi seluruh
manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertaqwa."
(QS.
3:138)
"Tetapi orang-orang yang mendalam ilmunya di antara
mereka dan orang-orang mu'min, mereka beriman kepada apa yang telah diturunkan
kepadamu (al-Qur'an)"
(QS. 4:162)
"...keterangan-keterangan (mu'jizat) dan kitab-kitab.
Dan Kami turunkan kepadamu al-Qur'an, agar kamu menerangkan kepada umat manusia
apa yang telah diturunkan kepada mereka supaya mereka memikirkan"
(QS. 16:44)
Ilmu Falak
Sesuatu ayat Al-Qur'an diturunkan selain untuk
meng-Esakan Allah, juga untuk memberikan peraturan (syari'at) dan untuk
lain-lain, diantaranya juga untuk memperkenalkan isi alam raya ini kepada
manusia, jauh sebelum para ilmuwan menemukan rahasianya.
Hal ini sesuai dengan fungsi penurunan Al-Qur'an &
diutusnya nabi Muhammad Saw sendiri yang membawa rahmat kepada seluruh alam :
"Dan kamu (wahai Muhammad) sekali-kali tidak meminta
upah kepada mereka (terhadap seruanmu ini), itu tidak lain hanyalah pengajaran
bagi semesta alam." (QS. 12:104)
"Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk
(menjadi) rahmat bagi semesta alam." (QS. 21:107)
"Al-Qur'an ini tidak lain hanyalah peringatan bagi
semesta alam." (QS. 38:87)
Dr. Maurice Bucaille, dalam bukunya Bibel, Qur'an dan
Sains Modern menyayangkan penterjemahan Al-Qur'an yang kurang memperhatikan segi
ilmiahnya. Penterjemahan Al-Qur'an selama ini biasanya hanya cenderung
memperhatikan sisi sastranya saja.
Sebagai contoh ayat berikut ini :
"Dia menciptakan langit dan bumi
dengan (tujuan) yang benar; Dia menutupkan malam atas siang dan
menutupkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan,
masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Ingatlah Dialah Yang Maha
Perkasa lagi Maha Pengampun." (QS. 39:5)
Kata menutupkan dalam surah Az-Zumar diatas, berasal dari kata
'Kawwiru'.
Oleh para penterjemah Al-Qur'an di Indonesia kata 'Kawwiru' ini
diterjemahkan dengan berbagai arti yang beraneka ragam.
Berikut menurut masing-masing penterjemah yang berusaha
mengartikan kata 'Kawwiru' :
Menurut Bachtiar Surin dalam 'Terjemahan Al-Qur'an'
mengartikan 'Kawwiru' dengan kata 'Menyungkupkan'.
Departemen Agama RI didalam Al-Qur'an terjemahannya
mengartikan 'Kawwiru' dengan kata 'Menutupkan'.
Menurut H. Oemar Bakry dalam 'Tafsir Rahmat'
mengartikan 'Kawwiru' dengan kata 'Mengganti'.
Menurut A. Hassan dalam 'Tafsir Al Furqan' mengartikan
kata 'Kawwiru' dengan kata 'Putarkan'.
Menurut H.B. Jassin dalam 'Bacaan Mulia' mengartikan
'Kawwiru' sebagai 'Mengalihkan'.
Menurut K.H. Ramli dalam 'Al Kitabul Mubin Tafsir
AlQur'an Bahasa Sunda' mengartikan 'Kawwiru' dengan 'Muterkeun' atau
'Ngagulungkeun' (Dalam bahasa Indonesia berarti memutarkan atau menggulungkan).
Menurut Prof. Dr. Hamka dalam 'Tafsir Al Azhar'
mengartikan kata 'Kawwiru' dengan kata 'Menutupkan' (sama seperti Depag).
Menurut H. Fachruddin HS dan H. Zainuddin Hamidy dalam
'Al-Quran dan Terjemahan Bahasa Indonesia' mengartikan kata 'Kawwiru' dengan
kata 'Dijadikan-Nya'.
Menurut hal-hal tersebut diatas menunjukkan keutamaan
Al-Qur'an, yaitu andaikata dalam setiap terjemahan Al-Qur'an tidak ditemukan
lagi teks aslinya dalam bahasa Arab, penterjemahan akan semakin menjauh.
Tetapi Al-Qur'an walaupun terjemahan disesuaikan dengan
cerita, situasi dan kondisi cerita secara fleksibel, orang-orang masih dapat
memeriksa masing-masing kata tersebut dengan melihat aslinya, Kitab Suci
Al-Qur'an dalam bahasa Arab tersebut, dan menguraikannya secara harfiah.
Bucaille menganggap bahwa hanya R. Blachere yang paling
tepat menterjemahkan kata 'Kawwiru' kedalam bahasa Prancis, yaitu kata
'Enrouler' (Menggulung).
Memang arti lain daripada kata ini ada, namun arti yang
sebenarnya adalah serban bulat yang biasanya dipakai oleh orang-orang Arab
dengan menggulungkan kain tersebut berputar-putar kekepala mereka.
Jadi sebagaimana kita ketahui bahwa 'Malam' disebabkan
oleh keadaan bumi membelakangi matahari sehingga gelap, sedangkan 'siang'
disebabkan oleh keadaan bumi menghadapkan tanah tempat kita berpijak kepada
matahari sehingga terang benderang.
Pergantian2 siang dan malam berputar-putar ini
diibaratkan serban orang Arab yang berputar-putar dikepala, ini tampak terlihat
bila kita berada pada pesawat ruang angkasa yang sedang meninggalkan ataupun
sedang kembali kebumi.
Dengan begitu, melalui potongan ayat 5 Surah Az-Zumar
yang berbunyi :
'.... Dia menggulungkan malam atas siang dan
menggulungkan siang atas malam...."
Seakan-akan Allah Swt menjelaskan kepada umat manusia
bahwa :
-
Bumi berotasi (berputar) pada sumbunya
-
Bumi bulat adanya
Sebab apabila saja terjadi misalnya kejadian bumi tidak
bulat ataupun bumi tidak berotasi pada sumbunya, maka salah satu hal tersebut
terjadi, maka sebagai tempat dipermukaan bumi yang berada di Khatulistiwa
sekalipun akan mengalami keadaan malam berkepanjangan, sebaliknya lokasi yang
tegak lurus dengan tempat tersebut akan mengalami keadaan siang berkepanjangan.
Lebih jauh mengenai rotasi bumi pada sumbunya ini
dijelaskan dalam Surah An-Naml 88:
"Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia
tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagaimana jalannya awan...." (QS.
27:88)
Terjadinya malam berkepanjangan atau siang
berkepanjangan seperti yang telah kita uraikan, adalah karena apabila terjadi
tidak adanya rotasi salah satu planet pada sumbunya, sehingga dapat terus
menerus melihat matahari, atau terus menerus membelakangi matahari, atau juga
terus menerus menyamping terhadap matahari, tergantung posisinya dalam membuat
gerakan melingkar (edar) pada matahari.
Hal ini tentu membuat sisi yang menghadap matahari
terus menerus akan kering kerontang dengan suhu asngat tinggi, sebaliknya sisi
yang membelakangi matahari terus menerus akan dingin membeku dengan suhu rendah
(Menurut penelitian planet Venus mengalami keadaan seperti ini).
Semua peristiwa diatas dengan terperinci sudah
diceritakan dalam Al-Qur'an surah 28 ayat 71 sampai dengan 73 sbb :
-
Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku, jika Allah
menjadikan untukmu malam itu terus-menerus sampai hari kiamat, siapakah Tuhan
selain Allah yang akan mendatangkan sinar terang kepadamu maka apakah kamu tidak
mendengar?"
-
Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku, jika Allah
menjadikan untukmu siang itu terus-menerus sampai hari kiamat, siapakah Tuhan
selain Allah yang akan mendatangkan malam kepadamu yang kamu beristirahat
padanya, Maka apakah kamu tidak memperhatikan?"
-
Dan karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan
siang, supaya kamu beristirahat pada malam itu dan supaya kamu mencari
sebahagian dari karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur
kepada-Nya.
(QS. Al-Qashash 71-73)
Bumi
Berbicara mengenai bumi, maka sama seperti pokok-pokok
yang dibicarakan mengenai penciptaan benda-benda lainnya, ayat yang mengenai
bumi ini adalah tersebar diseluruh Qur'an. Untuk mengelompokkannya tidaklah
mudah.
Untuk terangnya pembahasan ini, pertama kita dapat
memisahkan ayat-ayat yang biasanya membicarakan bermacam-macam persoalan akan
tetapi ayat-ayat tersebut mempunyai ciri umum, yaitu mengajak manusia untuk
memikirkan nikmat-nikmat Tuhan dengan memakai contoh-contoh.
Ada lagi kelompok ayat-ayat yang dapat dipisahkan,
yaitu ayat-ayat yang membicarakan soal-soal khusus seperti :
* Siklus (peredaran) air dan lautan
* Dataran
Bumi
* Atmosfir bumi
Ayat-ayat yang bersifat umum
Ayat-ayat yang mengajak manusia untuk memikirkan
nikmat-nikmat Tuhan kepada ciptaan-Nya, mengandung disana sini
pernyataan-pernyataan yang baik sekali untuk dihadapkan dengan Sains Modern.
Dari segi pandangan ini ayat-ayat tersebut malah lebih
penting karena tidak menyebutkan kepercayaan-kepercayaan yang bermacam-macam
mengenai fenomena alamiah, yaitu kepercayaan yang digemari oleh manusia pada
jaman turunnya wahyu yang sekarang ini terbukti salah oleh Ilmu Pengetahuan dan
Tekonologi.
Disatu pihak, ayat-ayat itu memajukan ide sederhana
yang dapat dimengerti dengan mudah oleh mereka yang diajak bicara oleh Qur'an
berhubung dengan kedudukan geografis mereka, yaitu penduduk Mekkah dan Madinah,
serta orang-orang Badui di Jazirah Arabia.
Dilain pihak ayat-ayat itu menyajikan
pemikiran-pemikiran umum yang dapat dimanfaatkan masyarakat luas yang terpelajar
disegala tempat dan disegala waktu. Hal ini salah satu hal yang menunjukkan
bahwa Qur'an itu suatu buku universil (untuk segala manusia sepanjang jaman).
Oleh karena tak ada pengelompokan ayat-ayat tersebut
dalam Al-Qur'an, maka ayat -ayat itu kita sajikan menurut urut-urutan Surah.
"Dialah Yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu
dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air hujan dari langit, lalu Dia
menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena
itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu
mengetahui." (QS. 2:22)
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih
bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang
berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu
dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di
bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan
antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran
Allah) bagi kaum yang memikirkan."
(QS. 2:164)
"Dan Dialah Tuhan yang membentangkan bumi dan
menjadikan gunung-gunung dan sungai-sungai padanya. Dan menjadikan padanya semua
buah-buahan berpasang -pasangan, Allah menutupkan malam kepada siang.
Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi
kaum yang memikirkan."
(QS. 13:3)
"Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan
padanya gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran.
Dan Kami telah menjadikan untukmu di bumi keperluan-keperluan hidup, dan (Kami
menciptakan pula) makhluk -makhluk yang kamu sekali-kali bukan pemberi rezki
kepadanya. Dan tidak ada sesuatupun melainkan pada sisi Kami-lah khazanahnya;
dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran tertentu." (QS. 15:19-21)
"Yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan dan
yang telah menjadikan bagimu di bumi itu jalan-jalan, dan menurunkan dari langit
air hujan. Maka Kami tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis dari
tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam. Makanlah dan gembalakanlah
binatang-binatangmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu, terdapat tanda-tanda
kekuasaan Allah bagi orang-orang yang berakal." (QS. 20:53-54)
"Atau siapakah yang telah menjadikan bumi sebagai
tempat berdiam, dan yang menjadikan sungai-sungai di celah-celahnya, dan yang
menjadikan gunung-gunung (mengkokohkan)nya dan menjadikan suatu pemisah antara
dua laut? Apakah di samping Allah ada Tuhan (yang lain)? Bahkan (sebenarnya)
kebanyakan dari mereka tidak mengetahui." (QS. 27:61)
Disini terdapat isyarat kepada stabilitas umum dari
pada muka bumi. Kita sudah dapat mengetahui bahwa pada periode-periode permulaan
dari pada bumi, maka bumi sebelum dingin tidak stabil.
Stabilitas muka bumi tidak mutlak, karena terdapat zone
(daerah) dimana gempa bumi sering terjadi. Adapun pemisah antara dua lautan, hal
ini merupakan gambaran (image) tentang tidak tercampurnya air sungai dan air
laut pada muara -muara yang besar seperti yang akan kita lihat nanti.
(Wow... Maha Suci Allah, jauh sebelum manusia sadar
bahwa diantara dua lautan itu ada suatu pemisah, Nabi Muhammad Saw yang bahkan
tidak pernah berlayar sama sekali berkat petunjuk Allah, dapat menjabarkan
sedemikian baiknya mengenai masalah ini).
Ada lagi ayat yang menjelaskan hal serupa :
"Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya
kemudian bertemu, antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui oleh
masing-masing." (QS. 55:19-20)
Muhammad tidak pernah sekolah, meskipun dia orang
jenius tetapi apabila tidak pernah mengadakan penelitian atau pengamatan, dia
pasti mengetahui apa-apa, kecuali mendapat petunjuk dari Allah Swt.
Air laut (Asin) bertemu dengan air tawar, namun
keduanya tidak bisa bercampur aduk menjadi satu macam air.
Kebenaran ayat ini
terbukti dengan menggunakan ilmu pengetahuan modern.
Bisakah Muhammad
mengetahui hal tersebut tanpa petunjuk dari Allah yang Maha Menciptakan ?
Mari kita teruskan pembahasan ilmiah kita terhadap
ayat-ayat Qur'an ini...
"Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka
berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezkinya. Dan hanya
kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan." (QS. 67:15)
"Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya. Ia memancarkan
daripadanya mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya. Dan gunung-gunung
dipancangkan-Nya dengan teguh, (semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk
binatang-binatang ternakmu." (QS. 79:30-33)
Dalam beberapa ayat diatas, pentingnya air serta akibat
praktis dari adanya air terhadap tanah dan kesuburan tanah, digaris bawahi.
Dalam negeri-negeri bersahara, air adalah unsur nomor satu yang
mempengaruhi
kehidupan manusia.
Tetapi disebutkannya hal ini dalam Qur'an melampau
keadaan geografis yang khusus. Keadaan planet yang kaya akan air, keadaan yang
unik dalam sistem matahari seperti yang dibuktikan oleh Sains Modern, disini
ditonjolkan. Tanpa air, bumi akan menjadi planet mati seperti bulan. Al-Qur'an
memberi kepada air tempat yang pertama dalam menyebutkan fenomena alamiah
daripada bumi. Siklus air telah mendapatkan gambaran yang sangat tepat didalam
kitab suci ini.
Siklus Air dan Lautan
Jika pada waktu ini kita membaca ayat-ayat Qur'an yang
mengenai air dan kehidupan manusia, ayat demi ayat, semuanya akan nampak kepada
kita sebagai ayat-ayat yang menunjukkan hal yang sudah jelas.
Sebabnya adalah
sederhana; pada jaman kita sekarang ini, kita semua mengetahui siklus air dalam
alam, meskipun pengetahuan kita itu tidak tepat keseluruhannya.
Tetapi jika kita memikirkan konsep-konsep lama yang
bermacam-macam mengenai hal ini, kita akan mengetahui bahwa ayat-ayat Qur'an
tidak menyebutkan hal-hal yang ada hubungannya dengan konsep mistik yang tersiar
dan mempengaruhi pemikiran filsafat secara lebih besar daripada hasil-hasil
pengamatan.
Jika orang-orang jaman dulu telah dapat memperoleh
pengetahuan praktis yang bermanfaat, untuk memperbaiki pengairan air, walaupun
pengetahuan itu terbatas.
Dengan cara pemikiran orang dahulu itu, mudahlah bagi
seseorang untuk menggambarkan bahwa air dibawah tanah itu dapat diperoleh karena
terjadinya gugusan dalam tanah.
Orang menyebutkan konsep Vitruvius Polio Marcus yang
pada abad 1 SM mempertahankan ide tersebut di Roma. Dengan begitu, selama
beberapa abad, dan juga setelah Qur'an diwahyukan banyak orang yang mengikuti
ide yang salah tentang regime air.
Konsepsi tentang siklus air yang jelas untuk pertama
kali diutarakan oleh Bernard Palissy pada tahun 1580. Konsepsi ini mengatakan
bahwa air dibawah tanah asalnya dari infiltrasi air hujan dalam tanah. Teori ini
kemudian dibenarkan oleh E. Mariotte dan P. Perrault pada abad XVII M.
Dalam ayat-ayat Qur'an tidak terdapat konsepsi yang
salah, malah semakin ilmiah saja.
"Dan Kami turunkan dari langit air yang banyak
manfa'atnya lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman
yang diketam, dan pohon kurma yang tinggi-tinggi yang mempunyai mayang yang
bersusun-susun, untuk menjadi rezki bagi hamba-hamba (Kami), dan Kami hidupkan
dengan air itu tanah yang mati (kering). Seperti itulah terjadinya kebangkitan."
(QS. 50:9-11)
"Dan kami turunkan air dari langit menurut suatu
ukuran; lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan sesungguhnya Kami
benar-benar berkuasa menghilangkan. Lalu dengan air itu, Kami tumbuhkan untuk
kamu kebun-kebun kurma dan anggur; di dalam kebun-kebun itu kamu peroleh
buah-buahan yang banyak dan sebahagian dari buah-buahan itu kamu makan."
(QS.
23:18-19)
"Dan Kami telah mengirimkan angin untuk mengawinkan
(tumbuh-tumbuhan) dan Kami turnkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum kamu
dengan air itu, dan sekali -kali bukanlah kamu yang menyimpannya." (QS. 15:22)
Ada dua cara untuk menafsirkan ayat yang terakhir ini,
angin yang menyuburkan dapat dianggap sebagai penyubur tanam-tanaman dengan
jalan membawa Pollen (benih buah dari tumbuh-tumbuhan lain).
Tetapi dapat juga ditafsirkan sebagai ekspresi kiasan
yang menggambarkan peranan angin yang membawa awan yang tidak mendatangkan hujan
atau awan yang membawa hujan.
Peranan ini sering disebut dalam ayat, seperti berikut
:
"Dan Allah, Dialah yang mengirimkan angin; lalu angin
itu menggerakkan awan, maka kami halau awan itu ke suatu negeri yang mati lalu
kami hidupkan bumi setelah matinya dengan hujan itu. Demikianklah kebangkitan
itu." (QS. 35:9)
"Allah, Dialah yang mengirim angin, lalu angin itu
menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang
dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat hujan ke
luar dari celah-celahnya, maka apabila hujan itu turun mengenai hamba-hambaNya
yang dikehendaki-Nya tiba-tiba mereka menjadi gembira." (QS. 30:48)
"Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita
gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga apabila angin itu telah
membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan
hujan di daerah itu, maka Kami keluarkan dengan sebab angin itu pelbagai macam
buah -buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati,
mudah -mudahan kamu mengambil pelajaran." (QS. 7:57)
"Dialah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar
gembira dekat sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); dan Kami turunkan dari
langit air yang amat bersih, agar Kami menghidupkan dengan air itu negeri
(tanah) yang mati, dan agar Kami memberi minum dengan air itu sebagian besar
dari makhluk Kami, Binatang-binatang ternak dan manusia yang banyak."
(QS.
25:48-49)
"Dan pada pergantian malam dan siang dan hujan yang
diturunkan Allah dari langit lalu dihidupkanNya dengan air hujan itu bumi
sesudah matinya; dan pada perkisaran angin terdapat pula tanda-tanda (kekuasaan
Allah) bagi kaum yang berakal."
(QS. 45:5)
"Allah telah menurunkan air (hujan) dari langit, maka
mengalirlah air di lembah -lembah menurut ukurannya, maka arus itu membawa buih
yang mengembang." (QS. 13:17)
"Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku jika sumber air
kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir
bagimu?". (QS. 67:30)
"Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya
Allah menurunkan air dari langit, maka diatur-Nya menjadi sumber-sumber air di
bumi kemudian ditumbuhkan -Nya dengan air itu tanaman-tanaman yang
bermacam-macam warnanya, lalu ia menjadi kering lalu kamu melihatnya
kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai. Sesungguhnya
pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang
mempunyai akal." (QS. 39:21)
"Dan Kami jadikan padanya kebun-kebun kurma dan anggur
dan Kami pancarkan padanya beberapa mata air." (QS. 36:34)
Pentingnya sumber-sumber dan diisinya dengan air hujan
yang digiring kearah sumber itu digaris bawahi dengan tiga ayat terakhir. Kita
perlu memperhatikan hal ini, untuk mengingat konsepsi yang tersiar pada abad
pertengahan seperti konsepsi Aristotelis yang mengatakan bahwa sumber-sumber itu
mendapat air dari danau-danau dibawah bumi.
Dalam artikel 'Hidrologie' dalam Encyclopedia
Universalis, M.R. Remenieras, Guru Besar pada Ecolenationale du Genie rural, des
Eaux et Forets (sekolah nasional untuk pertahanan desa, pertahanan air dan
hutan), menerangkan tahap-tahap pokok dari pada hidrologi dan menyebutkan
proyek-proyek irigasi Kun0, khususnYa di Timur TEngah.
Ia mengatakan bahwa empirisme telah mendahului ide pada
waktu itu dan konsepsi -konsepsi yang salah. Kemudian ia meneruskan : Perlu
manusia menunggu jaman Renaissance (antara tahun 1400 - 1600) untuk melihat
konsep-konsep filsafat mundur dan memberikan tempatnya kepada
penyelidikan-penyelidikan fenomena hidrologi yang didasarkan atas pengamatan
(observasi).
Leonardo da vinci (1452-1519) menentang pernyataan
Aristoteles.
bernard PalisSy dalam bukuNya 'PenyelidIkan yang menGagumkan
tentAng watak air dan air mancUr, yang alamIah dan yang Buatan), membErikan
interpRestasi yang Benar tentang siklus air dAn khususnya Pengisian
sumBer-sumber aiR daripada aiR hujan.
Surah Az-Zumar ayat 21 yang menyebutkan bahwa air hujan
itu mengarah kepada sumber-sumber air, bukankah ini tepat sekali seperti apa
yang ditulis oleh Palissy tahun 1570.
Kemudian Al-Qur'an membicarakan butiran-butiran es
dalam surah An-Nuur ayat 43:
"Tidakkah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan,
kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya
bertindih-tindih, maka kelihatan olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan
Allah (juga) menurunkan (butiran -butiran) es dari langit, (yaitu) dari
(gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung -gunung, maka ditimpakan-Nya
(butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya
dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu Hampir-hampir
menghilangkaN penglihatan." (QS. 24:43)
Lautan
Sebagaimana ayat-ayat Qur'an telah memberikan bahan
perbandingan dengan ilmu pengetahuan modern mengenai siklus air dalam alam pada
umumnya, hal tersebutakan kita rasakan juga mengenai lautan.
Tidak ada ayat AL-Qur'an yang mengisahkan mengenai
kelautan yang bertentangan dengan ilmu pengetahuan. Begitu juga perlu digaris
bawahi bahwa tidak ada ayat Qur'an yang membicarakan tentang lautan menunjukkan
hubungan dengan kepercayaan -kepercayaan atau mitos atau takhayul yang Terdapat
pada jaman Qur'an diwahyukan.
Beberapa ayat yang mengenai lautan dan pelayaran
mengemukakan tanda-tanda kekuasaan Tuhan yang nampak dalam pengamatan
sehari-hari, dimana semua itu untuk dipikirkan.
Ayat-ayat tersebut adalah :
"Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan
menurunkan air hujan dari langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu
berbagai buah-buahan menjadi rezki untukmu; dan Dia telah menundukkan bahtera
bagimu supaya bahtera itu berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan Dia telah
Menundukkan (Pula) bagimu Sungai-sungai." (QS. 14:32)
"Dan Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu),
agar kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu
mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera
berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan
supaya Kamu bersyukuR." (QS. 16:14)
"Tidakkah kamu memperhatikan bahwa sesungguhnya kapal
itu berlayar di laut dengan nikmat Allah, supaya diperlihatkan-Nya kepadamu
sebagian dari tanda-tanda (kekuasaan)-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda -tanda bagi semua orang yang sangat sabar lagi Banyak
bersyuKur." (QS. 31:31)
"Dan suatu tanda (kebesaran Allah) bagi mereka adalah
Kami angkut keturunan mereka dalam bahtera yang penuh muatan, dan Kami ciptakan
untuk mereka yang akan mereka kendarai seperti bahtera itu. Dan jika Kami
menghendaki niscaya Kami tenggelamkan mereka, maka tiadalah bagi mereka penolong
dan tidak pula mereka diselamatkan, kecuali karena Rahmat yang besar dari Kami
dan untuk memberikan kesenangan hidup sampai pada waktu tertentu." (QS.
36:41-44)
Pada dini hari para nelayan bertolak kelaut mencari
ikan, mereka mengembangkan layar perahunya karena mengharapkan angin darat
meniup perahu mereka kelaut.
Begitu pula sebaliknya bila mereka hendak pulang,
mereka mengembangkan layar perahunya mengharapkan angin laut menghantarkan
mereka kedarat.
Begitulah pertolongan Allahus Shamad (Allah tempat
bergantung segala sesuatu), karena Allah juga Rabbul Mustadh'afin.
Peristiwa diatas ini telah dimuat dalam Al-Qur'an
dengan manis :
"...bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang
berguna bagi manusia..." (QS. 2:164)
Hal ini terjadi karena memang udara didarat pada siang
hari terasa panas, menjadikan udara tersebut memuai (mengembang) sehingga karena
kepadatannya udara tersebut bergerak ketempat yang relatif lebih renggang
dilaut. Sedangkan panasnya laut pada malam hari membuat udara memuai
(mengembang) Sehingga kareNa kepadatannYa pula udara tersebut berGerak ketempaT
yang relatiF lebih renggAng didarat, Sesuai sifatnYa.
Udara yang bergerak disebut angin, membawa serta awan
yang mengundang air atau butir-butir es (bila membatu). Hal ini menjadi
keterangan AL-Qur'an pada potongan ayat selanjutnya, sebagai berikut :
"...dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan
antara langit dan bumi (atmosfir).." (QS. 2:164)
Secara lengkap penulis cantumkan keseluruhan Surah
Al-Baqarah ayat 164
Tersebut sbb :
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih
bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang
berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu
dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di
bumi itu segala Jenis hewan, Dan pengisaraN angin dan aWan yang dikeNdalikan
antaRa langit dan bumi (atm0sfIr); sungguh (terdapat) taNda-tanda (keEsaan dan
kebEsaran allah) bagi kaum yaNg memikirkan." (QS. 2:164)
Perjalanan awan tersebut dalam ayat diatas adalah
merupakan salah satu dari proses siklus air, air yang berasal dari manusia,
hewan dan tumbuh-tumbuhan maupun dari alam sekitarnya seperti sungai, danau,
kolom, got, selokan, parit, WC dam kamar mandi bergerak dari tempat yang tinggi
ketempat yang Relatif lebih rendah, sehiNgga pada akhIrnya sebagiaN bisa sampai
kelaut.
Dilautlah udara (disamping penguapan pada tempat-tempat
lain), uap air diudara berkumpul membentuk awan.
Bersama angin gumpalan-gumpalan awan tersebut terbawa,
dan oleh kelembaban tertentu (misalnya oleh gunung atau hutan) berubah kembali
menjadi bintik-bintik hujan.
Peristiwa perjalanan awan lebih lengkap difirmankan
oleh Allah dalam Surah An -Nuur 24 ayat 43 berikut ini:
"Tidakkah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan,
kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya
bertindih-tindih, maka kelihatan olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan
Allah (juga) menurunkan (butiran -butiran) es dari langit, (yaitu) dari
(gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung -gunung, maka ditimpakan-Nya
(butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya
dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir
menghilangkan penglihatan." (QS. 24:43)
Ada lagi fakta mengenai lautan untuk diamati, fakta
tersebut dapat diambil dari ayat-ayat Qur'an tentang lautan dan fakta tersebut
menunjukkan suatu aspek yang khusus.
Tiga ayat membicarakan sifat-sifat sungai yang besar
jika sungai itu menuang kedalam lautan.
Suatu fenomena yang sering kita dapatkan adalah bahwa
air lautan yang asin, dengan air sungai-sungai besar yang tawar tidak bercampur
seketika.
Orang mengira bahwa Qur'an membicarakan sungai Euphrat
dan Tigris yang setelah bertemu dalam muara, kedua sungai itu membentuk semacam
lautan yang panjangnya lebih dari dari 150 Km, dan dinamakan Syath al Arab.
Didalam teluk pengaruh pasang surutnya air menimbulkan
suatu fenomena yang bermanfaat yaitu masuknya air tawar kedalam tanah sehingga
menjamin irigasi yang memuaskan.
Untuk memahami teks ayat, kita harus ingat bahwa lautan
adalah terjemahan kata bahasa Arab 'Bahr' yang berarti sekelompok air yang
besar, sehingga kata itu dapat dipakai untuk menunjukkan lautan atau sungai yang
besar seperti Nil, Tigris dan Euphrat.
Tiga ayat yang memuat fenomena tersebut adalah sbb :
"Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir
(berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia
jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi." (QS. 25:53)
"Dan tiada sama (antara) dua laut; yang ini tawar,
segar, sedap diminum dan yang lain asin lagi pahit.Dan dari masing-masing laut
itu kamu dapat memakan daging yang segar dan kamu dapat mengeluarkan perhiasan
yang dapat kamu memakainya, dan pada masing-masingnya kamu lihat kapal-kapal
berlayar Membelah laut supaya kamu Dapat mencari karunia-Nya Dan supaya kaMu
bersyukur." (QS. 35:12)
"Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya
kemudian bertemu, antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui oleh
masing-masing. Dari keduanya keluar mutiara dan marjan." (QS. 55:19, 20 &
22)
Selain menunjukkan fakta yang pokok, ayat-ayat tersebut
menyebutkan kekayaan -kekayaan yang dikeluarkan dari air tawar dan air asin
yaitu ikan-ikan dan hiasan badan : Batu-batu perhiasan dan mutiara. Mengenai
fenomena tidak campurnya air sungai dengan air laut dimuara-muara hal tersebut
tidak khusus untuk Tigris dan Euphrat yang memang tidak disebutkan namanya dalam
ayat walaupun ahli-ahli tafsir mengira bahwa dua sungai besar itulah yang
dimaksudkan.
Sungai-sungai besar yang menuang kelaut seperti
Missisipi dan Yang Tse menunjukkan keistimewaan yang sama; campurnya kedua macam
air itu tidak terlaksa seketika tetapi memerlukan waktu.
Atmosfir Bumi
Dalam beberapa aspek yang mengenai langit secara khusus
dan yang telah kita bicarakan dalam posting-posting yang lalu, Qur'an memuat
beberapa paragraf yang ada hubunnnya dengan fenomena-fenomena yang terjadi dalam
atmosfir.
Mengenai hubungannya paragraf-paragraf Qur'an tersebut
dengan hasil-hasil Sains Modern, kita dapatkan seperti yang sudah-sudah dilain
persoalan tidak adanya kontradiksi dengan pengetahuan ilmiah yang sudah dikuasai
manusia sekarang tentang fenomena-fenomena yang disebutkan.
Ketinggian (Altitude)
Sesungguhnya ini adalah pemikiran sederhana terhadap
rasa, 'tidak enak' yang dirasakan orang ditempat yang tinggi, dan yang akan
bertambah-tambah jika orang itu berada dalam tempat yang lebih tinggi lagi, hal
ini dijelaskan dalam Surah Al-An'aam ayat 125:
"...niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit,
seolah-olah ia sedang mendaki kelangit...." (QS. 6:125)
Bila Muhammad bukan utusan Allah, pasti ia tidak
mengetahui bahwa kalau diluar angkasa tidak ada udara yang mengandung oksigen.
Benda apapun yang dilemparkan tinggi-tinggi akan jatuh
kembali kebumi, begitu juga bila seorang peloncat tinggi meloncar, ia akan jatuh
kembali kebumi.
Burung dapat terbang karena dengan susah payah harus
menggerakkan sayapnya untuk mendorong udara, sekalipun berat badannya cukup
ringan.
Semua ini karena adanya gaya tarik bumi yang disebut
gravitasi.
besar atau keCilnya gaya tArik bumi dipEngaruhi 0leh besar
kecilnYa berat jeniS suatu benda. Dengan demiKian semakin Ringan suatu Benda,
maka sEmakin kecil Gaya tarik buMi pada benda tersebut, kaRena berat riNgan
suatu beNda yang sama v0lumenya diTentukan 0leh besar kecil Berat jenisnyA.
"Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang
dimudahkan terbang di angkasa bebas. Tidak ada yang menahannya selain daripada
Allah. sesungguhnya pada yang demikian itu benar terdapat tanda-tanda (kebesaran
Tuhan) bagi orang-orang yang beriman." (QS. 16:79)
"Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan
burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat-umat (juga)
seperti kamu." (QS. 6:38)
Air yang verat jenisnya lebih besar daripada minyak
tanah, selalu berada dibagian bawah bila dicampurkan, karena gaya tarik bumi
terhadap air lebih besar dibandingkan minyak tanah.
Helium yang ringan mempunyai gaya tarik bumi kecil
sekali, sehingga bila dimasukkan kedalam balon mainan anak-anak, balon akan
terbang tinggi karena masih banyak udara lain yang berebutan ingin lebih kebumi
ditarik bumi.
Batu yang dilemparkan keatas akan mengalami perlambatan
sampai mencapai puncaknya dengan kecepatan sama dengan 0 (nol).
Selanjutnya jatuh kembali kebumi mengalami
percepatan.
kecepatan benDa terbesar aDalah pada saAt pertama seWaktu benda
jAtuh kebumi aPabila tepat Jatuh dan temPat melempar Sama tinggi dAn tanpa
pengAruh lain.
Semakin kuat tenaga yang dimiliki untuk melemparkan
benda semakin tinggi pula titik puncak yang dicapai. Dan kekuatan yang
diperlukan tersebut adalah kekuatan untuk melawan
Gravitasi bumI.
Dapat dibayangkan betapa banyaknya tenaga dan kekuatan
yang diperlukan untuk melepaskan pesawat luar angkasa meninggalkan atmosfir.
Bahkan Challenger yang meledak pada percobaan
penerbangan angkasa luar Amerika Serikat, tenaganya melebihi ledakan bom atom di
Hiroshima dan Nagasaki di Jepang pada waktu perang Dunia kedua.
Pesawat luar angkasa pertama milik Amerika Serikat yang
mencapai bulan, yaitu Apollo 11, memerlukan kekuatan sedemikian besarnya untuk
dapat mencapai bulan, sehingga tidak cukup hanya kekuatan ledakan pertama di
Cape Kenedy, tetapi beberapa kali harus melepaskan alasnya untuk kekuatan baru.
begitu juga LUnix dan S0yuZ miliki Uni S0viet (Rusia).
Sejak nuklir ditemukan manusia, para pembuat pesawat
luar angkasa semakin bergairah karena kekuatannya dapat dipergunakan lebih
maksimal.
Benda biasa yang dibakar umumnya menjadi abu, menguap
keudara dan sisanya menjadi energi, tetapi nuklir dapat habis seluruhnya untuk
menciptakan energi (tenaga) ataupun kekuatan.
Begitu besarnya perhatian dan keinginan para ahli luar
angkasa, untuk memperoleh kekuatan agar dapat mengimbangi gaya tarik bumi
(gravitas), lepas landas keluar angkasa menembus penjuru langit.
Ini semua sudah dibicarakan dalam Al-Qur'an :
"Hai jama'ah jin dan manusia,jika kamu sanggup menembus
(melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat
menembusnya kecuali dengan kekuatan". (QS. 55:33)
"Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis.
Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang
tidak seimbang ?. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang
tidak seimbang ?" (QS. 67:3)
Listrik di Atmosfir
Listrik yang ada diatmosfir dan akibat-akibatnya
seperti guntur dan butir-butir es disebutkan dalam beberapa ayat sbb :
"Dia-lah yang memperlihatkan kilat kepadamu untuk
menimbulkan ketakutan dan harapan, dan Dia mengadakan awan mendung. Dan guruh
itu bertasbih dengan memuji Allah, (demikian pula) para malaikat karena takut
kepada-Nya, dan Allah melepaskan halilintar, lalu menimpakannya kepada siapa
yang Dia Kehendaki, daN mereka berbAntah-bantahaN tentang AllAh, dan dia-lAh
Tuhan Yang Maha keras sIksa-Nya." (QS. 13:12-13)
Surah An-nur ayat 43.
"Tidakkah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan,
kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya
bertindih-tindih, maka kelihatan olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan
Allah (juga) menurunkan (butiran -butiran) es dari langit, (yaitu) dari
(gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung -gunung, maka ditimpakan-Nya
(butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya
dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu Hampir-hampir
menghilangkaN penglihatan." (QS. 24:43)
Dalam dua ayat tersebut digambarkan hubungan yang erat
antara terbentuknya awan -awan berat yang mengandung hujan atau butiran-butiran
es dan terbentuknya guntur.
Yang pertama sangat dicari orang karena manfaatnya dan
yang kedua ditolak orang. Turunnya guntur adalah keputusan Allah. Hubungan
antara kedua fenomena atmosfir sesuai dengan pengetahuan tentang listrik
atmosfir yang sudah dimiliki oleh manusia sekarang.
Bayangan
Fenomena yang sangat luar biasa dijaman kita, yaitu
bayangan dan pergeserannya disebutkan dalam ayat-ayat berikut :
"Apakah kamu tidak memperhatikan (penciptaan) Tuhanmu,
bagaimana Dia memanjangkan (dan memendekkan) bayang-bayang; dan kalau Dia
menghendaki niscaya Dia menjadikan tetap bayang-bayang itu, kemudian Kami
jadikan matahari sebagai petunjuk atas bayang-bayang itu." (QS. 25:45)
"Hanya kepada Allah-lah sujud (patuh) segala apa yang
dilangit dan di bumi, baik dengan kemauan sendiri ataupun terpaksa (dan sujud
pula) bayang-bayangnya diwaktu pagi dan petang hari." (QS. 13:15)
"Dan apakah mereka tidak memperhatikan segala sesuatu
yang telah diciptakan Allah yang bayangannya berbolak-balik ke kanan dan ke kiri
dalam keadaan sujud kepada Allah, sedang mereka berendah diri." (QS. 16:48)
Diluar hal-hal yang menunjukkan tunduknya segala
ciptaan Tuhan termasuk bayangan, kepada penciptanya Yang Maha Kuasa, dan
disamping Tuhan memperlihatkan kekuasaanNya, ayat-ayat Qur'an juga menyebutkan
hubungan antara bayangan dan matahari.
The End.
Taken From :
-
Al-Qur'an Sumber Segala Disiplin Ilmu Drs. Inu Kencana
Syafiie
Gema Insani Press Jakarta Indonesia 1996
-
Bibel, Qur'an dan Sains Modern dr. Maurice
Bucaille
bulan Bintang - Indonesia 1984
-
Dari Sains ke Stand AlQur'an Dr. Imaduddin Khalil
Arista - Indonesia 1993
-
Asal usul manusia menurut Bibel, Al-Qur'an dan Sains
Modern Dr. Maurice Bucaille Penerbit Mizan - Indonesia 1996