"TAFSIR KITAB JEYASA"Pengantar kepada Perjanjian Terakhir |
Sebelum kita membahasnya, mari sejenak kita renungkan
terlebih dahulu dua firman Allah yang terdapat didalam al-Qur'an akan pribadi
Nabi Muhammad Saw al-Amin.
"Orang-orang yang telah Kami beri Kitab itu (khususnya Yahudi dan Nasrani), mengenalnya (yaitu mengenal Muhammad) seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Tetapi ada sebahagian diantara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui." (QS. Al-Baqarah 2:146)"Orang-orang yang telah Kami berikan kitab kepadanya (khususnya Yahudi dan Nasrani), yang merugikan diri sendiri itu, mengenalnya (Muhammad) seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri." (QS. Al-An'am 6:20)
Nah, kita semua umat Islam, memiliki kewajiban untuk
menyingkapkan kebenaran yang telah disembunyikan oleh orang-orang fasik dalam
kalangan Yahudi dan Nasrani untuk kita beritakan kepada seluruh dunia, agar
mereka tersadar dan kembali kedalam kasih Tuhan yang sebenarnya, yaitu melalui
petunjuk sang Kalky Authar, Ruh Kebenaran yang dijanjikan, Rasulullah Muhammad
Saw.
Nabi Muhammad Saw al-Amin, dilahirkan pada hari Senin
12 Rabi'ul awal tahun gajah atau bertepatan dengan tahun 570 Masehi. Terlahir
dari Ibu bernama Siti Aminah Binti Wahab dan ayahnya Abdullah Bin Abdul
Muthalib, keturunan Bani Ismail, putra Nabi besar Ibrahim as yang dijanjikan
oleh Allah, dan sekaligus merupakan kakak dari Nabi Ishak, putra Nabi Ibrahim
dari Siti Sarah yang menurunkan Nabi-nabi besar untuk umat Israel.
Pada suatu malam tanggal 17 Ramadhan, bersamaan dengan
06 Agustus 610 Masehi 203 tahun 41 dari kelahirannya atau ketika usia manusia
yang mulia yang digelari orang sebagai al-Amin itu mencapai 40 tahun 6 bulan 8
hari (tahun Qamariyah/Bulan) atau berusia 39 tahun 3 bulan 8 hari (tahun
Syamsiah/Matahari), turunlah Malaikat Jibril kepadanya yang sedang bertahanuts
didalam Gua Hira untuk menyampaikan wahyu yang telah ditetapkan oleh Tuhan, dan
menyatakan Kalimah Allah bahwa pada malam itu juga beliau diangkat menjadi Nabi
dan Rasul Allah, menjadi penerus risalah para Nabi sebelumnya.
Dalam salah satu hadist yang menceritakan mengenai
turunnya wahyu kepada Nabi Muhammad Saw disebutkan, "Telah datang malaikat
Jibril as kepada Muhammad sambil berkata, "Bacalah!", dengan terkejut dan penuh
ketakutan Muhammad menjawab, "Aku tiada bisa membaca.", Ia berkata lagi,
"Bacalah!", Muhammad kembali menjawab, "Aku tiada bisa membaca", lalu malaikat
memegang tubuh Muhammad dan berseru kembali: "Bacalah !", Muhammad menjawab :
"Apa yang akan saya baca ?", kemudian malaikat Jibril berkata:
"Bacalah dengan nama Tuhanmu yang telah menciptakan.
Dia telah menjadikan manusia dari segumpal darah ('alaq)
Bacalah ! Karena Tuhanmu Yang Maha Mulia !
Yang mengajar dengan Qalam (ilmu pengetahuan)
Mengajar manusia apa yang tiada ia ketahui."
(al-Qur'an Surah Al-Alaq 96 ayat 1-5)
Kejadian Nabi Muhammad Saw mendapatkan wahyu ini telah
ternubuat dalam Kitab Yesaya pasal 29:12 :
Dan kitab itu diberikan kepada seorang yang tiada tahu membaca dengan mengatakan: "Bacalah ini," maka ia akan menjawab: "Aku tiada dapat membaca." (Yesaya 29:12)
Dalam satu riwayat yang lain, ketika Nabi Muhammad
pertama kali mendapatkan wahyu dari Allah melalui perantaraan malaikat Jibril
dalam pengasingannya di Gua Hira, dimana pada waktu itu beliau mengadukan hal
ini pada istrinya, Khadijjah yang lantas oleh istri beliau ini mengkonfirmasikan
pula kepada saudara sepupunya yang sebagai seorang penganut ajaran 'Isa
al-masih, Waroqah bin Naufal.
Disana diriwayatkan Waroqah bin Naufal menyatakan bahwa
sesungguhnya Muhammad telah menerima Namus besar sebagaimana yang pernah
diterima oleh Musa, dan dia merupakan seorang Nabi Allah.
Kata "Namus besar" (an-namus'l-akbar) oleh beberapa
penulis dijaman-jaman berikutnya diberi anotasi, bahwa kata namus berartikan
Jibril. Sementara salah seorang orientalis bernama Montagomey Watt memberikan
catatan bahwa kata namus ini diambil dari bahasa Yunani yaitu "noms" yang
berarti undang-undang atau kitab suci yang diwahyukan.
Waroqah bin Naufal sendiri mengimani akan
kenabian Muhammad meski tidak dalam waktu yang lama karena beliau wafat sebelum
Muhammad memulai seruannya kepada manusia sehingga mendapatkan tantangan,
pengusiran, penyiksaan hingga upaya pembunuhan. (Dikutip dari buku "Sejarah Hidup Muhammad" oleh Muhammad Husain
Haekal)
Dipasalnya yang lain, yaitu pasal 42, Jesaya
menubuatkan kedatangan laki-laki suci pilihan Tuhan ini sebagai berikut:
"Lihatlah, hamba-Ku yang Kupapah, pilihan-Ku, yang kepadanya Aku berkenan. Aku telah menaruh Roh-Ku ke atasnya, supaya ia menyatakan hukum kepada orang-orang kafir. Ia tidak akan berteriak atau menyaringkan suara atau memperdengarkan suaranya di jalan. Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya, ia pun akan menyatakan hukum dengan kebenaran. Ia sendiri tiada akan gagal dan tidak akan patah semangat, sampai sudah tetapkannya hukum diatas bumi; segala pulau pun akan mengharapkan pengajarannya." (ayat 1 s.d. 3 dari Jesaya 42)
Tafsirnya :
Bahwa Allah menyeru Muhammad selaku seorang hamba pilihan sebagaimana juga dalam Surah al-Israa' (17) ayat 1 Allah menyeru Nabi Muhammad Saw dengan sebutan hamba dan al-Qur'an surah .al-Baqarah (2) ayat 143 sebagai pilihan-Nya dimana Allah berkenan kepadanya dalam pengertian memutuskan untuk memilihnya selaku Rasul yang menyeru kebenaran terhadap orang-orang kafir.
Bahwa Allah menyeru Muhammad selaku seorang hamba pilihan sebagaimana juga dalam Surah al-Israa' (17) ayat 1 Allah menyeru Nabi Muhammad Saw dengan sebutan hamba dan al-Qur'an surah .al-Baqarah (2) ayat 143 sebagai pilihan-Nya dimana Allah berkenan kepadanya dalam pengertian memutuskan untuk memilihnya selaku Rasul yang menyeru kebenaran terhadap orang-orang kafir.
"Katakanlah: "Aku bukanlah Rasul yang pertama di antara Rasul-rasul dan aku tidak mengetahui apa yang akan diperbuat terhadapku dan tidak terhadapmu. Aku tidak lain hanyalah mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku dan aku tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan yang memberi penjelasan".
(QS. al-Ahqaaf 46:9)"Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang Rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya para Rasul."
(QS. Ali Imran 3:144)
Allah telah memilih Muhammad dan membimbingnya kejalan
kebenaran yang diinginkan oleh-Nya, menjauhinya dari segala bentuk peribadatan
jahiliyah, sejak kecil beliau telah disebut oleh masyarakatnya sebagai al-Amin
(orang yang terpercaya, orang yang jujur, orang yang benar - dalam Bible disebut
juga sebagai Ruh Kebenaran).
Allah telah mengabulkan permintaan Nabi Ibrahim pada
kitab Kejadian 17:18 agar Ismail sajalah yang hidup dihadapan-Nya. Dengan benih
dari Ismail ini Allah akan membersihkan nama-Nya, membesarkan agama-Nya,
melimpahkan karunia dan nikmat-Nya serta seluruh kerajaan-Nya sebagaimana yang
termaktub dalam Matius 21:43 dan Ulangan 32:21.
Sementara Jesus menurut anggapan orang Nasrani adalah
anak Allah bahkan Allah itu sendiri, dan mereka akan gusar apabila kita katakan
bahwa Jesus hanyalah seorang hamba sebagaimana hamba-hamba Allah yang lainnya.
Adapun Allah memberikan roh-Nya kepada sang hamba
pilihan pada ayat diatas adalah sama halnya seperti yang diberikan-Nya kepada
seluruh makhluk ciptaan-Nya sebagaimana terdapat didalam ayat ke-5 dari pasal
yang sama serta yang terdapat pada Kitab Yoel 2:28 :
"Maka kemudian daripada itu akan jadi, bahwa Aku mencurahkan roh-Ku kepada segala manusia." (Yoel 2:28)
Dan seruan sang hamba pilihan terhadap orang-orang
kafir adalah menyeluruh tanpa dibatasi oleh tempat dan daerah, sesuai dengan
misi kenabian Muhammad Saw selaku Nabi yang universal.
Nabi Muhammad Saw tidak pernah berteriak didalam berdoa
kepada Allah dan juga tidak pernah menyaringkan suaranya didalam memberikan
pengajaran kepada umatnya, bahkan beliau melarang tegas perbuatan semacam itu
sebab hanya akan mengganggu/mengusik orang lain yang mungkin sedang membutuhkan
ketenangan atau konsentrasi terhadap sesuatu hal lainnya, dan ini bersesuaian
dengan ayat ke-2.
"Serulah Tuhanmu dengan berendah diri dan dengan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas." (QS. 7:55)"Dan sebutlah Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan takut. Dan janganlah mengeraskan suara pada waktu pagi dan petang." (QS. 7:205)"Dan sederhanalah kamu didalam berjalan serta rendahkanlah suaramu. Seburuk-buruknya suara adalah suara keledai." (QS. 31:19)
Dan beberapa ayat-ayat lainnya yang memiliki arti
serupa sebagaimana misalnya termaktub dalam al-Qur'an surah 49/2, 49/3 dan
sebagainya.
Dalam nubuatan ini, sama sekali Jesus bukanlah tokoh
yang tepat untuk disertakan sebab dalam banyak pasal dan ayat Bible menceritakan
betapa Jesus berulangkali menyaringkan suaranya, baik ketika beliau berseru
kepada Allah maupun juga didalam pengajarannya kepada manusia.
Yohanes 7:28 :
"Maka berserulah Jesus dengan suara nyaring didalam Bait Allah ketika ia mengajar ..."Matius 27:46
"Kira-kira jam tiga berserulah Jesus dengan suara nyaring..."Matius 27:50
"Jesus berseru pula dengan suara nyaring..."
Serta banyak lagi ayat-ayat lainnya yang menggambarkan
bahwa Jesus sudah menyaringkan suaranya dan bahkan berteriak kepada Allah dan
manusia didalam berdoa dan berfatwa, bahkan beliau juga tidak melarang orang
yang melakukannya bersama dia sebagaimana didapati dalam riwayat Lukas 19:37 :
"Ketika Ia dekat Yerusalem, di tempat jalan menurun dari Bukit Zaitun, mulailah semua murid yang mengiringinya bergembira dan memuji Allah dengan suara nyaring..."
Ayat diatas selain bertentangan dengan kitab Jesaya
pasal 42 ayat 2, juga bertentangan dengan ayat al-Qur'an surah al-Hujuraat
dibawah ini :
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu lebih dari suara Nabi, dan janganlah kamu berkata padanya dengan suara keras ...." (QS. al-Hujuraat 49:2)"Sesungguhnya orang-orang yang merendahkan suaranya di sisi Rasulullah mereka itulah orang-orang yang telah diuji hati mereka oleh Allah untuk bertaqwa." (QS. al-Hujuraat 49:3)
Lalu sebagaimana nubuatan Jesaya diatas, perjuangan
sang hamba pilihan didalam menyampaikan risalah Allah kepada manusia tidak akan
digagalkan dan patah semangatnya sampai kebenaran Allah tertegakkan diatas bumi
ini.
Jelas merefer pada diri Nabi Muhammad Saw, beliau telah
berhasil dengan sukses menyampaikan misi kenabiannya kepada manusia, menegakkan
suatu ummat yang adil, beradab serta berTuhan hingga beliau wafat dengan
tenangnya pada hari Senin, 12 Rabi'ul awal tahun ke-11 Hijriah.
Nama besarnya tetap abadi sampai sekarang, bahkan
musuh-musuhnya pun telah menyanjungnya, mengaguminya sebagai orang yang paling
sukses dalam sejarah para Nabi.
"Jika kita mengukur kebesaran dengan pengaruh, dia
seorang raksasa sejarah. Dia berjuang meningkatkan tahap rohaniah dan moral
suatu bangsa yang tenggelam dalam kebiadaban karena panas dan kegersangan gurun.
Dia berhasil lebih sempurna dari pembaharu manapun; belum pernah ada orang yang
begitu berhasil mewujudkan mimpi-mimpinya seperti dia," tulis Will Durant dalam
the Story of Civilization terhadap diri Nabi Muhammad Saw.
"Dia datang seperti sepercik sinar dari langit, jatuh
kepadang pasir yang tandus, kemudian meledakkan butir-butir debu menjadi mesiu
yang membakar angkasa sejak Delhi sampai ke Granada." Tambah Thomas Carlyle
dalam On Heroes and Hero Worship.
Dengan sejumlah informasi yang mereka miliki, Durant
dan Carlyle berusaha melukiskan kebesaran Rasulullah Saw. Mereka tidak pernah
berjumpa dengan Nabi yang mulia. Mereka tidak pernah melihat wajah atau
mendengar suaranya. Mereka bahkan tidak beriman kepada apa yang dibawa oleh Nabi
Saw. Mereka hanya menyaksikan lewat lembaran-lembaran sejarah yang mereka
teliti.
Muhammad Saw, sebagaimana Nabi-nabi Allah yang lain,
datang bukan hanya sekedar mengajarkan shalat dan doa. Dia adalah tokoh
revolusioner yang memimpin kelompok tertindas melawan kezaliman sistem yang
berlaku. Dia tampil membimbing kaum Mustadh'afin untuk mengubah nasibnya dan
menentang kaum Mustakbirin supaya menghentikan keserakahannya. Karena itu, dia
didukung rakyat kecil dan dibenci kebanyakan penguasa.
Pengakuan terhadap kebesaran dan kesuksesan Nabi
Muhammad Saw ini bukan saja timbul Dikalangan para orientalis, bahkan secara
jujur, Prof. K.S. Rama Krishna Rao, seorang Kepala jurusan Filsafat pada Akademi
Kesenian Maharani, Mysore-India yang beragama Hindhu, didalam bukunya Muhammed
The Prophet of Islam telah menyatakan kekagumannya. (http://www.usc.edu/dept/MSA/fundamentals/prophet/lifeofprophet.html)
Michael H. Hart pengarang buku "Seratus Tokoh yang
paling berpengaruh dalam sejarah" yang menganut paham Nasrani Trinitas-pun
mengakui kesuksesan Rasulullah Saw dan menempatkannya dalam daftar urutan
pertama tokoh-tokohnya, bahkan melebihi tokoh pujaannya sendiri, Jesus.
Jelas Michael H. Hart bukanlah seorang yang bodoh yang
begitu saja menentukan pilihannya ini. Beliau memiliki gelar DR dalam empat
cabang ilmu, yaitu bidang Matematika (Cornell University 1952), bidang Hukum
(New York University 1958), bidang Kimia (Edelvi University 1968) dan bidang
Angkasa Luar (Princeton University 1972).
Namun apa komentarnya dalam uraian pertama bukunya
tersebut ?
"Jatuhnya pilihan saya kepada Nabi Muhammad dalam urutan pertama daftar seratus tokoh yang berpengaruh didunia mungkin mengejutkan sementara pembaca dan mungkin jadi tanda tanya sebagian yang lain. Tetapi saya berpegang kepada keyakinan saya, dialah Nabi Muhammad, satu-satunya manusia dalam sejarah yang berhasil meraih sukses-sukses luar biasa, baik ditilik dari ukuran agama maupun ruang lingkup duniawi."
"Jatuhnya pilihan saya kepada Nabi Muhammad dalam urutan pertama daftar seratus tokoh yang berpengaruh didunia mungkin mengejutkan sementara pembaca dan mungkin jadi tanda tanya sebagian yang lain. Tetapi saya berpegang kepada keyakinan saya, dialah Nabi Muhammad, satu-satunya manusia dalam sejarah yang berhasil meraih sukses-sukses luar biasa, baik ditilik dari ukuran agama maupun ruang lingkup duniawi."
"Sesungguhnya telah ada pada Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu."(QS. al-Ahzaab 33:21)
Sejarah juga membuktikan, Jesus memang tidak sukses
didalam menyampaikan syiar Allah kepada umatnya, Bani Israil. Bahkan secara
mengenaskan didalam Bible digambarkan perjuangan Jesus justru harus tergagalkan
diatas kayu salib setelah sekian lama beliau dikejar-kejar dan hendak dibunuh
oleh musuh-musuhnya.
Jadi sekali lagi jelas bahwa nubuat ini tidak tertuju
kepada Jesus namun lebih tepat terhadap diri Nabi Muhammad Saw.
"Beginilah firman Allah, TUHAN, yang menciptakan langit dan membentangkannya, yang menghamparkan bumi dengan segala yang tumbuh di atasnya, yang memberikan nafas kepada umat manusia yang mendudukinya dan nyawa kepada mereka yang hidup di atasnya". (Ayat 5)"Aku inilah TUHAN yang telah memanggil engkau dengan kebenaran, telah memegang tanganmu; Aku memeliharakan engkau dan mengaruniakan engkau perjanjian kepada umat itu sebagai cahaya bagi orang-orang kafir. Untuk membuka mata orang yang buta, untuk mengeluarkan orang yang terbelenggu dalam penjara dan orang yang duduk dalam gelap-pun engkau keluarkan dari kurungan." (Ayat 6 s.d 7)
Bahwa Allah telah memanggil Nabi Muhammad Saw dengan
kebenaran, yaitu Allah telah mengirimkan wahyu kepadanya untuk menyatakan segala
yang haq dan membatalkan hal yang bathil.
"Aku inilah Allah, itulah nama-Ku; Aku tidak akan memberikan kemuliaan-Ku kepada yang lain atau pujian-Ku kepada berhala. Nubuat-nubuat yang dahulu sekarang sudah menjadi kenyataan, hal-hal yang baru hendak Kuberitahukan. Sebelum hal-hal itu muncul, Aku mengabarkannya kepadamu." (Ayat 8 s.d 9)
Bahwa Nabi Muhammad Saw menyerukan orang agar tidak
menyembah kepada Tuhan-tuhan yang lain selain daripada Allah yang berdiri dengan
sendiri, tidak beranak dan tidak diperanakkan dalam arti apapun serta tiada yang
dapat menandingi-Nya.
"Nyanyikanlah nyanyian baru bagi TUHAN dan pujilah Dia dari ujung bumi! Baiklah laut bergemuruh serta segala isinya dan pulau-pulau dengan segala penduduknya. Hendaklah padang gurun dan segala negrinya menyaringkan suaranya, demikian pula seluruh desa yang didiami orang-orang Kedar" (ayat 10 s.d 11)
Disini disebutkan lagi nama Kedar, yaitu nenek moyang
dari Nabi Muhammad Saw yang terlahir sebagai putra kedua Nabi Ibrahim as (lihat
artikel : Tafsir Kitab Kejadian). Dan sekali lagi ini tidak dapat diterapkan
terhadap diri Jesus atau Nabi-nabi yang lainnya dari Bani Israil.
Bahwa Allah melalui Nabi Muhammad Saw akan menyatukan
seluruh Tanah Arabia, menyatukan seluruh keturunan Kedar, mempersatukan seluruh
generasi Ibrahim as, bersama dengan seluruh umat manusia dari seantero dunia
dalam rangkaian ibadah Haji dirumah Allah, Ka'bah, Mekkah al-Mukarromah
sebagaimana terdapat dalam nubuat Jesaya pasal 60 ayat ke-7:
"Segala domba Kedar dikumpulkan kepadamu, segala domba jantan Nebayot dihantar akan gunamu, sekalian itu naik keatas mezbah-Ku, dipersembahkan dengan keridhoan hati, maka rumah-Ku yang mulia itu (Ka'bah) akan Ku permuliakan pula."
Penafsiran Ka'bah sebagai rumah Allah yang terdapat
dalam Jesaya 60:7 diatas kita sandarkan sendiri terhadap ayat Bible ke-11 dalam
pasal yang sama :
"Maka segala pintu gerbangmu pun akan terbuka selalu, baik siang malam tiada ia itu ditutup, supaya dibawa masuk kepadamu akan tentara orang-orang kafir dan segala rajanya pun diantar."
Ayat ke-11 ini kita tafsirkan sesuai kenyataan yang
berlaku dihadapan kita, bahwa kota Mekkah al-Mukarromah dimana Ka'bah sebagai
Rumah Allah senantiasa terbuka untuk orang-orang yang ingin melakukan ibadah
kepada Allah, untuk orang-orang yang sadar dari segala kekafirannya, baik tua,
muda, besar, kecil, rakyat hingga raja tanpa membedakan ras, suku, golongan
maupun pangkat kedudukan duniawiah mereka.
Seluruhnya bercampur menjadi satu umat dihadapan Allah,
sebab Allah tidak akan menilai semuanya itu kecuali taqwa mereka kepada-Nya.
"Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu."
(QS. al-Hujuraat 49:13)"Dan ketika Kami menjadikan rumah itu (yaitu Ka'bah) tempat berkumpul bagi manusia ..."
(QS. Al-Baqarah 2:125)"Allah telah menjadikan Ka'bah, rumah suci itu sebagai pusat (peribadatan dan urusan dunia) bagi manusia..."
(QS. Al-Ma'idah 5:97)"Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan berkendaraan yang datang dari segenap penjuru yang jauh."
(QS. 22:27)
Kemudian pada awal pasal Jesaya 42:10 disebutkan
"Nyanyikanlah nyanyian baru bagi TUHAN..." Suatu lagu baru adalah merupakan
senandung doa pujian kepada Allah dalam bentuknya yang lain. Dalam hal ini
"bentuk yang lain" yang dimaksudkan merefer pada kitab Jesaya
pasal 28: 11 serta kitab Zefania pasal 3:9
"Maka sebab itu Dia pun akan berfirman kepada bangsa ini dengan logat yang asing dan dengan bahasa yang lain." (Jesaya 28:11)"Tetapi pada masa itu Aku akan mengaruniakan kepada semua bangsa lidah yang suci; supaya mereka itu sekalian menyebut nama Tuhan. Melayani-Nya dalam satu persamaan." (Zefania 3:9)
Dengan demikian, "Nyanyian baru bagi
Tuhan" yang dimaksud oleh Jesaya 42:10 ini adalah doa dan pujian yang
berasal dengan logat dan bahasa yang lain daripada sebelumnya yaitu diluar dari
bahasa Arami maupun Ibrani yaitu bahasa Arab, pada saat umat Islam diseluruh
dunia berseru kepada Tuhan, pada saat sholat, berhaji dan pada saat mereka
saling mengucapkan salam sebagai satu bahasa kesatuan dan persatuan hidup dan
kehidupan beragama sebagaimana isi ayat terakhir dari Zefania pasal 3:9 "...
melayani-Nya dalam satu persamaan."
"Hendaklah semua orang yang duduk dibukit batu itu bernyanyi, biarkanlah mereka berseru-seru dari puncak bukit. Biarkanlah mereka memberikan pujian kepada TUHAN, dan memberitakan pujian yang kepada-Nya di pulau-pulau. TUHAN keluar berperang seperti pahlawan, seperti orang perang Ia membangkitkan semangat-Nya untuk bertempur; Ia bertempik sorak, ya, Ia memekik, terhadap musuh-musuh-Nya Ia membuktikan kepahlawanan-Nya." (Ayat 12 s.d. 13)
Dari bukit Arafah dekat kota Mekkah, para Jemaah Haji
dari seluruh pulau didunia ini setiap tahunnya datang berkumpul bersama dan
berseru:
Labbaykallahumma Labbayk
Labbayka laa syariikalaka labbayk
Innal hamda wan ni'mata laka walmulk
La syariikalakaYang artinya :
Aku sambut panggilanmu, Ya Allah; Aku sambut panggilan-Mu;
Aku sambut panggilan-Mu, Tiada sekutu bagi-Mu;
Aku sambut panggilan-Mu; Sesungguhnya segala puji dan kenikmatan serta segenap kekuatan adalah milik-Mu, Tiada sekutu bagi-Mu."
Allah telah menunjukkan kekuasaan-Nya, mengalahkan
semua dakwah keberhalaan manusia, memenangkan risalah para Nabi-Nya dari seluruh
kejahatan, membuktikan kebesaran-Nya dihadapan para musuh-Nya.
"Karena sesungguhnya kegelapan menudungi bumi dan dalam kelam kabut menudungi segala bangsa, sementara Tuhan telah terbit atas kamu dan kemuliaan-Nya pun bersinar kepadamu. Maka segala orang kafir pun akan datang kepada terangmu dan segala raja-raja pun kepada cahaya yang sudah terbit bagi kamu" (Jesaya 60:2-3)
Begitulah Tafsir dari satu nubuat yang sangat jelas
sekali dalam Kitab Jesaya akan kehadiran Rasulullah Muhammad Saw. Dan Sebagai
akhir dari pemaparan Tafsir Kitab Jesaya ini, perkenankan pula saya mengambil
persamaan akan satu ayat dalam Kitab Jesaya dengan satu ayat dari al-Qur'an :
"Bangunlah engkau, nyatakanlah cahayamu, karena terangmu ada datang dan kemuliaan Tuhan terbitlah atas kamu."
(Jesaya 60:1)"Wahai orang yang berselimut, bangunlah, lalu berilah peringatan, dan Tuhanmu, agungkanlah."
(QS. al-Mudattsir 74:1-3)"Kebenaran itu adalah dari Tuhan-mu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu."
(QS. Al-Baqarah 2:147)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar